Transformasi Bank Permata Selama Dua Dekade, Aset Capai Rp269 Triliun

Transformasi Bank Permata Selama Dua Dekade, Aset Capai Rp269 Triliun
Transformasi Bank Permata Selama Dua Dekade, Aset Capai Rp269 Triliun

JAKARTA – PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mencatatkan perjalanan transformasi yang signifikan sejak merger dan peluncuran logo pertamanya pada 2002. 

Dalam kurun waktu lebih dari dua dekade, perseroan berhasil meningkatkan total aset dari Rp29,2 triliun menjadi Rp269 triliun, atau meningkat sepuluh kali lipat. Direktur Utama Bank Permata, Meliza Musa Rusli, menekankan bahwa pencapaian ini menunjukkan dukungan kuat dari pemegang saham dan keberhasilan strategi transformasi yang dijalankan sejak awal.

“Total aset pada saat itu Rp29 triliun, sekarang Rp269 triliun,” ujar Meliza.

Baca Juga

Update Harga Pangan Strategis Hari Ini, 2 Desember 2025 Cabai Rawit dan Telur Jadi Sorotan

Pertumbuhan Ekuitas Mendukung Rasio Modal Kuat

Pertumbuhan Bank Permata tidak hanya terlihat dari aset, tetapi juga dari total ekuitas perseroan. Saat merger pada 2002, ekuitas Bank Permata tercatat sebesar Rp1,6 triliun, sementara saat ini sudah mencapai Rp54,27 triliun hingga September 2025. Menurut Meliza, pencapaian ini mendukung kemampuan bank menjaga capital ratio di level 35%, menunjukkan posisi keuangan yang kuat dan stabil.

“Kami memiliki dukungan luar biasa dari pemegang saham untuk menjaga rasio modal agar tetap tinggi,” kata Meliza.

Latar Belakang Merger dan Akuisisi

Bank Permata merupakan hasil penggabungan lima bank pada 2002, yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Artamedia, PT Bank Patriot, dan PT Bank Prima Ekspress. Dua tahun kemudian, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih Permata Bank, memulai proses transformasi besar-besaran di internal organisasi.

Kepemilikan gabungan pemegang saham utama meningkat menjadi 89,01% pada 2006, menunjukkan komitmen terhadap pengembangan bank. Saat ini, Bangkok Bank menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi 89,12%, sementara publik memiliki 10,88% saham. Akuisisi oleh Bangkok Bank berlangsung pada Mei 2020 sesuai regulasi di Indonesia.

Logo Baru, Identitas Baru

Sebagai bagian dari transformasi, pada 27 September 2024 Bank Permata meluncurkan logo terbaru. Logo yang semula berbentuk berlian kini berganti menjadi lotus, memiliki kemiripan dengan logo Bangkok Bank, menegaskan identitas baru dan integrasi dengan pemegang saham utama. Langkah ini juga menjadi simbol visi baru dalam pengembangan bank ke depan.

Kinerja Keuangan Solid Hingga Kuartal III/2025

Bank Permata menunjukkan kinerja keuangan yang solid hingga kuartal III/2025. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2,88 triliun, meningkat 3,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,78 triliun.

Pendapatan bunga bersih tercatat Rp7,57 triliun, didukung pendapatan bunga sebesar Rp12,84 triliun, naik 0,74% dibanding kuartal III/2024 sebesar Rp12,75 triliun. Sementara itu, beban bunga meningkat 2,50% YoY menjadi Rp5,27 triliun dari sebelumnya Rp5,14 triliun.

Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga

Dari sisi intermediasi, Bank Permata membukukan pertumbuhan kredit 7,17% YoY menjadi Rp134,71 triliun, meningkat dari Rp125,69 triliun pada kuartal III/2024. Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 6,87% menjadi Rp195,87 triliun dari Rp183,28 triliun tahun sebelumnya.

Rincian DPK meliputi simpanan deposito sebesar Rp77,37 triliun, giro Rp71,08 triliun, dan tabungan Rp47,41 triliun. Pertumbuhan ini mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap kualitas layanan dan stabilitas keuangan bank.

Strategi dan Transformasi Dua Dekade

Transformasi Bank Permata selama dua dekade mencakup penguatan modal, integrasi digital, dan pengembangan layanan ritel maupun korporasi. Akuisisi oleh Bangkok Bank membawa nilai tambah berupa pengalaman manajemen internasional, standar operasional yang lebih tinggi, serta akses jaringan global.

Meliza menekankan bahwa strategi pertumbuhan berkelanjutan menjadi fokus utama, termasuk pengelolaan risiko yang cermat, pengembangan produk inovatif, serta efisiensi operasional yang mendukung profitabilitas jangka panjang.

Outlook dan Prospek ke Depan

Dengan modal yang kuat dan aset meningkat signifikan, Bank Permata siap menghadapi persaingan di sektor perbankan nasional. Pertumbuhan kredit yang konsisten, dukungan dari pemegang saham mayoritas, serta inovasi layanan digital menjadi faktor utama dalam mempertahankan posisi kompetitif.

Meliza menyebutkan bahwa bank akan terus mengembangkan layanan berbasis digital, memperluas jangkauan produk, dan memperkuat hubungan dengan nasabah korporasi maupun ritel. Transformasi dua dekade ini menjadi fondasi bagi langkah strategis ke depan, sekaligus menegaskan posisi Bank Permata sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

OJK Ungkap Dua Perusahaan Ajukan Izin Jadi Bursa Kripto

OJK Ungkap Dua Perusahaan Ajukan Izin Jadi Bursa Kripto

OJK dan OECD Perkuat Kolaborasi untuk Inovasi Keuangan Digital Bertanggung Jawab

OJK dan OECD Perkuat Kolaborasi untuk Inovasi Keuangan Digital Bertanggung Jawab

Update Harga Emas Antam di Pegadaian Menguat Hari Ini 2 Desember 2025, Investor Perhatikan Tren

Update Harga Emas Antam di Pegadaian Menguat Hari Ini 2 Desember 2025, Investor Perhatikan Tren

Simak Harga Emas Perhiasan Hari Ini 2 Desember 2025, Kenaikan Terlihat di Seluruh Karat

Simak Harga Emas Perhiasan Hari Ini 2 Desember 2025, Kenaikan Terlihat di Seluruh Karat

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 2 Desember 2025

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 2 Desember 2025