Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 2 Desember 2025
- Selasa, 02 Desember 2025
JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke posisi Rp16.663 pada perdagangan kemarin, Senin, 1 Desember 2025. Pergerakan ini sejalan dengan pelemahan greenback di pasar global.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah tipis 12 poin atau 0,07% terhadap dolar AS, sementara indeks dolar AS turun 0,09% menjadi 99,36.
Mayoritas mata uang di Asia menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Yen Jepang terapresiasi 0,50%, yuan China naik tipis 0,03%, sedangkan peso Filipina dan baht Thailand masing-masing menguat 0,16% dan 0,41%. Kondisi ini menunjukkan tren apresiasi mata uang regional yang didorong oleh sentimen pelonggaran kebijakan moneter AS.
Baca JugaUpdate Harga Pangan Strategis Hari Ini, 2 Desember 2025 Cabai Rawit dan Telur Jadi Sorotan
Ekspektasi Pelonggaran Suku Bunga The Fed Tekan Dolar
Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa dolar AS melemah di awal Desember karena pergeseran ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Menurutnya, pelaku pasar memperkirakan peluang 87% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan pekan depan, berdasarkan perangkat CME FedWatch.
Selain itu, laporan bahwa penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, muncul sebagai kandidat terkuat Ketua The Fed berikutnya yang cenderung dovish, turut menekan dolar. Ibrahim menambahkan, “Perubahan tajam ekspektasi pelonggaran The Fed dan laporan mengenai kandidat Ketua The Fed baru telah menekan dolar, yang pada hari Jumat lalu mencatat minggu terburuknya dalam empat bulan terakhir.”
Pasar saat ini juga menanti sejumlah data ekonomi penting AS, termasuk PMI Manufaktur ISM, ISM Jasa, produksi industri, ADP employment, hingga klaim pengangguran, yang akan menjadi indikator arah kebijakan The Fed selanjutnya.
Dukungan Dari Kondisi Ekonomi Dalam Negeri
Dari sisi domestik, rupiah mendapat sentimen positif dari stabilnya kinerja neraca perdagangan dan pemulihan sektor manufaktur. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus perdagangan US$2,39 miliar pada Oktober 2025, memperpanjang tren surplus menjadi 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus perdagangan ini terutama didorong oleh ekspor komoditas non-migas seperti minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja. Meski ekspor turun 2,31% year on year (YoY) akibat anjloknya ekspor migas, impor juga turun 1,15% YoY sehingga keseimbangan perdagangan tetap positif.
Di sektor manufaktur, Ibrahim menuturkan bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia naik ke level 53,3 pada November 2025. Angka ini menandai ekspansi keempat secara beruntun dan menjadi level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Peningkatan PMI didorong oleh kenaikan output dan pesanan baru, meskipun permintaan ekspor masih relatif lemah.
Faktor Geopolitik dan Dampaknya Terhadap Rupiah
Selain faktor ekonomi, tensi geopolitik global turut memengaruhi nilai tukar rupiah. Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan operasi militer di Ukraina akan terus berlanjut hingga Kiev menarik pasukan dari wilayah yang diklaim Moskow. Ketidakpastian geopolitik ini biasanya mendorong investor mencari aset safe haven, termasuk dolar AS, sehingga mempengaruhi fluktuasi rupiah di pasar spot.
Meski demikian, sentimen positif dari data domestik dan ekspektasi pelonggaran suku bunga The Fed berhasil menahan tekanan, sehingga rupiah mampu menguat pada perdagangan kemarin.
Proyeksi Rupiah Hari Ini
Mengacu pada kondisi pasar global dan domestik, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif namun cenderung menguat di kisaran Rp16.630 hingga Rp16.670 per dolar AS pada Selasa, 2 Desember 2025. Faktor yang akan memengaruhi pergerakan rupiah meliputi perkembangan kebijakan moneter AS, data ekonomi domestik, serta dinamika geopolitik internasional.
Investor dan pelaku pasar diimbau untuk memantau pergerakan nilai tukar secara harian serta memperhatikan berita global dan domestik yang dapat mempengaruhi volatilitas rupiah. Dengan kondisi saat ini, rupiah diperkirakan akan tetap stabil dan berpeluang menguat dalam jangka pendek, seiring optimisme pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia dan potensi pelonggaran suku bunga The Fed.
Nilai tukar rupiah menunjukkan kekuatan relatif di tengah pelemahan dolar AS dan apresiasi mata uang regional. Surplus perdagangan, pemulihan sektor manufaktur, serta ekspektasi pelonggaran suku bunga The Fed menjadi faktor utama yang menopang rupiah. Meski geopolitik global tetap menjadi variabel risiko, tren saat ini menunjukkan rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Selasa, 2 Desember 2025.
Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
OJK Pastikan Regulasi ETF Emas Rampung Akhir 2025, Dorong Investor Domestik Masuk
- Selasa, 02 Desember 2025
Transformasi Bank Permata Selama Dua Dekade, Aset Capai Rp269 Triliun
- Selasa, 02 Desember 2025
KPBI Resmi Jadi Pengelola Gudang SRG, Perkuat Ekosistem Komoditas Nasional
- Selasa, 02 Desember 2025
Simak Jadwal KA Prameks Jogja–Kutoarjo Terbaru Hari Ini 2 Desember 2025
- Selasa, 02 Desember 2025
Berita Lainnya
Transformasi Bank Permata Selama Dua Dekade, Aset Capai Rp269 Triliun
- Selasa, 02 Desember 2025
OJK dan OECD Perkuat Kolaborasi untuk Inovasi Keuangan Digital Bertanggung Jawab
- Selasa, 02 Desember 2025
Update Harga Emas Antam di Pegadaian Menguat Hari Ini 2 Desember 2025, Investor Perhatikan Tren
- Selasa, 02 Desember 2025
Simak Harga Emas Perhiasan Hari Ini 2 Desember 2025, Kenaikan Terlihat di Seluruh Karat
- Selasa, 02 Desember 2025











