Garuda Terima Suntikan Rp23,7 Triliun,Dari Danantara Armada 90 Pesawat Siap Terbang

Garuda Terima Suntikan Rp23,7 Triliun,Dari Danantara Armada 90 Pesawat Siap Terbang
Garuda Terima Suntikan Rp23,7 Triliun,Dari Danantara Armada 90 Pesawat Siap Terbang

JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tengah menapaki fase pemulihan signifikan setelah menerima suntikan dana strategis dari PT Danantara Asset Management (Persero) senilai Rp23,7 triliun. 

Dana ini menjadi fondasi penting bagi perseroan untuk menstabilkan operasional, memperbaiki struktur keuangan, dan meningkatkan kapasitas armada, sehingga memulihkan efektivitas layanan penerbangan.

Dengan tambahan modal tersebut, Garuda Indonesia kini mengoperasikan total 90 unit pesawat, termasuk 58 pesawat Garuda dan 32 pesawat Citilink per November 2025. Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, menekankan bahwa alokasi dana difokuskan pada area kritikal yang langsung memengaruhi kelancaran operasional maskapai. 

Baca Juga

RATU Umumkan Progres Akuisisi SMSDL, Bukti Langkah Strategis di Blok Madura

“Dengan dukungan pemerintah dan pemegang saham, transformasi Garuda memiliki ruang bertumbuh yang memadai, baik untuk keberlanjutan operasional maupun pertumbuhan ke depan,” kata Thomas.

Rinciannya, sekitar Rp11,2 triliun digunakan untuk menyehatkan dan memelihara armada PT Citilink Indonesia. Sementara Rp8,7 triliun dialokasikan untuk pemeliharaan pesawat Garuda Indonesia, memastikan armada dapat kembali beroperasi dalam kondisi prima. Selain itu, sebagian dana juga dipakai untuk melunasi kewajiban utang Citilink kepada Pertamina senilai US$225 juta. Suntikan modal ini terdiri atas shareholder loan (SHL) sebesar US$405 juta dan penyertaan modal tunai US$1 miliar.

Menurut Thomas, langkah ini merupakan titik balik yang strategis bagi perusahaan. Proses pemeliharaan armada menjadi fokus utama, termasuk memastikan semua pesawat yang sebelumnya grounded kembali ke status serviceable. Direktur Teknik Garuda Indonesia, Mukhtaris, menyebutkan bahwa pemulihan armada menjadi prioritas utama karena jumlah pesawat yang aktif secara langsung menentukan efektivitas layanan maskapai.

“Fokus operasional kami diarahkan pada penyelesaian perawatan pesawat agar segera kembali dalam status serviceable,” ujar Mukhtaris. Hal ini sejalan dengan target PT Danantara Asset Management yang menegaskan seluruh pesawat Garuda Indonesia akan dapat mengudara secara penuh pada 2026. Managing Director Danantara Asset Management, Febriany Eddy, menyampaikan bahwa target return to service (RTS) menjadi prioritas utama, sehingga maskapai dapat beroperasi lebih optimal. “Target kami, tahun depan semua pesawat yang saat ini grounded bisa terbang kembali secara bertahap,” kata Febriany.

Selain dampak langsung terhadap armada, aksi korporasi ini juga memperkuat struktur permodalan perseroan. Free float saham publik tetap terjaga di level 8%, jumlah saham beredar meningkat menjadi 407 miliar lembar, dan modal dasar diperkuat menjadi Rp100 triliun. Langkah ini diharapkan meningkatkan kepercayaan investor dan mendukung stabilitas pasar modal bagi emiten maskapai pelat merah ini.

Thomas menekankan bahwa suntikan dana tidak hanya memperkuat struktur keuangan, tetapi juga membuka ruang bagi strategi pertumbuhan jangka panjang. Dengan kapasitas armada yang kembali optimal, Garuda dan Citilink mampu melayani lebih banyak rute domestik maupun internasional, memperluas layanan kepada pelanggan, serta meningkatkan pendapatan operasional.

Seiring pemulihan armada, perseroan juga tetap memperhatikan keselamatan penerbangan. Semua pesawat yang kembali aktif akan melalui prosedur pemeriksaan dan sertifikasi sesuai standar keselamatan penerbangan nasional dan internasional. Hal ini memastikan kualitas layanan tetap tinggi sambil meminimalkan risiko operasional.

Transformasi Garuda yang tengah berjalan merupakan kombinasi dari perbaikan internal dan dukungan eksternal. Suntikan modal dari Danantara tidak hanya memperbaiki cash flow, tetapi juga memberikan kepastian bagi pemeliharaan armada yang selama ini menjadi kendala utama. Perusahaan pun optimistis dapat mempertahankan keberlanjutan operasional sekaligus memanfaatkan peluang pertumbuhan di sektor transportasi udara yang mulai pulih pasca-pandemi.

Dengan semua langkah ini, Garuda Indonesia menegaskan posisinya sebagai maskapai nasional yang tangguh, siap mengoptimalkan armada dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. Proses pemeliharaan yang sedang berlangsung diharapkan selesai sebelum akhir 2026, sehingga semua pesawat dapat kembali beroperasi dan meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh.

Secara keseluruhan, suntikan modal Rp23,7 triliun dari Danantara menjadi momentum penting bagi Garuda Indonesia. Tidak hanya memperkuat armada dan struktur keuangan, tetapi juga membuka jalan bagi pertumbuhan maskapai di masa depan, memastikan layanan penerbangan yang andal, aman, dan optimal bagi seluruh penumpang.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Garuda Terima Suntikan Rp23,7 Triliun,Dari Danantara Armada 90 Pesawat Siap Terbang

Garuda Terima Suntikan Rp23,7 Triliun,Dari Danantara Armada 90 Pesawat Siap Terbang

Astra Credit Pastikan Sistem Aman dari Ancaman Siber Terbaru

Astra Credit Pastikan Sistem Aman dari Ancaman Siber Terbaru

WIR Asia Mengumumkan Perubahan Struktur Pengendali Entitas Cucu

WIR Asia Mengumumkan Perubahan Struktur Pengendali Entitas Cucu

RATU Umumkan Progres Akuisisi SMSDL, Bukti Langkah Strategis di Blok Madura

RATU Umumkan Progres Akuisisi SMSDL, Bukti Langkah Strategis di Blok Madura

Direksi Medikaloka Hermina Tingkatkan Kepemilikan Saham Secara Signifikan

Direksi Medikaloka Hermina Tingkatkan Kepemilikan Saham Secara Signifikan