Daftar Wirausahawan Sukses di Indonesia dan Kekayaannya
- Selasa, 15 Juli 2025

Wirausahawan sukses di Indonesia kini makin banyak dan jadi inspirasi berkat keberhasilannya membangun bisnis dari nol hingga berkembang.
Kesuksesan mereka diraih melalui kerja keras, semangat pantang menyerah, serta komitmen dan tekad yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dunia usaha.
Mereka menjalankan bisnis di beragam sektor, mulai dari industri kuliner hingga pengembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi.
Baca Juga20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri
Saat ini, geliat perusahaan startup di tanah air menunjukkan perkembangan pesat. Banyak di antaranya digagas dan dikelola oleh generasi muda yang tidak hanya membawa inovasi, tetapi juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahkan, sejumlah tokoh muda telah berhasil membawa startup yang mereka bangun hingga menyandang status unicorn, menjadikan mereka contoh nyata dari keberhasilan membangun bisnis dari bawah.
Tulisan ini akan mengulas lebih dalam tentang dunia kewirausahaan, sekaligus membahas profil para wirausahawan sukses di Indonesia yang patut dijadikan panutan.
Daftar Tokoh Wirausahawan Sukses di Indonesia
Berikut ini beberapa contoh wirausahawan sukses di Indonesia yang mampu mengembangkan usahanya hingga mencapai tingkat nasional bahkan internasional.
Robert Budi Hartono
Djarum awalnya hanya sebuah bisnis kecil bernama Djarum Gramophon. Kemudian, pada tahun 1951, perusahaan tersebut dibeli oleh ayah dari Budi Hartono dan diubah namanya menjadi Djarum.
Tahun 1963 menjadi titik sulit karena pabrik Djarum mengalami kebakaran besar yang hampir melumpuhkan operasional. Namun, Budi dan saudaranya bangkit dengan memperkenalkan berbagai produk rokok baru sebagai bentuk inovasi.
Perusahaan ini mulai berkembang pesat sejak 1972 melalui penggunaan mesin produksi dan pengiriman produk ke luar negeri.
Selain menjalankan usaha tembakau, Budi Hartono juga menjadi pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA).
Selama lebih dari satu dekade, namanya tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia menurut Forbes, dengan nilai kekayaan sekitar USD 21,3 miliar atau sekitar Rp303 triliun.
Anthony Salim
Sebagai anggota keluarga pemilik Salim Group, perjalanan Anthony dalam dunia bisnis tidak semulus yang dibayangkan. Pada 1998, perusahaan tersebut menghadapi utang besar hingga mencapai 55 miliar dan nyaris kolaps.
Anthony mengandalkan strategi inovasi serta perluasan bisnis untuk menyelamatkan dan mengembangkan perusahaannya.
Salah satu contohnya adalah mengembangkan merek mie instan dengan berbagai rasa dan memperluas distribusinya ke berbagai negara.
Inovasi tersebut menjadikan produk ini sebagai salah satu mie instan paling dikenal secara global, dengan keuntungan mencapai USD 5,8 miliar.
Selain itu, ia juga membuka jaringan minimarket sejak 1997 yang kini tersebar di seluruh Indonesia dengan lebih dari 18.000 gerai. Kini, total kekayaannya diperkirakan mencapai USD 8,5 miliar atau sekitar Rp91 triliun.
Dato’ Sri Tahir
Tahir berasal dari keluarga yang kurang mampu secara finansial. Kondisi tersebut membentuk karakter jujur, pekerja keras, dan gemar berbagi yang melekat dalam dirinya.
Berbekal semangat dan kerja keras, ia membangun Mayapada Group yang membawahi berbagai unit bisnis, seperti rumah sakit, bank, menara perkantoran, media, hotel, hingga lisensi majalah ternama.
Salah satu unit usahanya, Bank Mayapada, mencatatkan laba sebesar Rp64,16 miliar pada laporan keuangan tahun 2020.
Dengan berbagai lini bisnis yang dimiliki, kekayaan Tahir mencapai USD 2,7 miliar atau sekitar Rp39,8 triliun. Selain berbisnis, ia juga dikenal sebagai seorang dermawan melalui yayasan sosial yang ia dirikan.
Chairul Tanjung
Perjalanan bisnis Chairul dimulai dari usaha kecil saat masih menempuh pendidikan, seperti usaha fotokopi, jualan buku, hingga perlengkapan kedokteran.
Ia kemudian merintis sebuah perusahaan bernama Para Corp pada 1987 yang berubah menjadi CT Corp pada 2011.
Dengan kerja keras dan kemampuan membangun jaringan, perusahaannya kini menaungi berbagai bisnis skala nasional, termasuk sektor keuangan dan ritel.
Ia juga menghadirkan berbagai merek global ke Indonesia melalui skema waralaba. Berkat pencapaiannya, kekayaan Chairul Tanjung kini diperkirakan mencapai USD 6,7 miliar atau sekitar Rp98,9 triliun.
Edward Tirtanata dan James Prananto
Keduanya mendirikan sebuah jaringan kedai kopi berdasarkan pengamatan mereka terhadap kesenjangan antara kedai kecil dan kafe eksklusif. Tujuannya adalah menyediakan kopi berkualitas dengan harga yang tetap terjangkau.
Strategi keberhasilan mereka meliputi memahami tren konsumsi kopi masyarakat, menyasar konsumen muda, memberi nama produk yang kreatif, dan konsisten menjaga mutu.
Mereka juga aktif memanfaatkan media sosial dan berinovasi dalam pengembangan produk.
Hingga kini, kedai kopi yang mereka dirikan sudah memiliki 600 outlet di 45 kota dan mampu menjual tiga juta cangkir per bulan.
Perusahaan ini juga menerima pendanaan tahap lanjutan dengan nilai valuasi sebesar USD 333 juta atau hampir Rp4,9 triliun.
Dimas Harry Priawan dan Aruna Harsa
Dimas dan Aruna mengembangkan sebuah startup di bidang perbaikan dan dekorasi rumah bernama Dekoruma yang berdiri sejak 2015, dengan Dimas sebagai CEO dan Aruna sebagai CTO.
Awalnya, Dekoruma berfokus sebagai marketplace untuk furnitur dan perabot rumah. Seiring waktu, mereka memperluas layanan mencakup material bangunan, jasa desain interior, serta jasa konstruksi.
Saat ini, Dekoruma menyediakan ratusan ribu produk, menjalin kerja sama dengan 400 merchant, dan melayani sekitar satu juta pelanggan, termasuk kolaborasi dengan lebih dari 250 desainer interior.
Achmad Zaky
Bukalapak, nama yang diambil dari kata “membuka lapak,” didirikan dengan tujuan mewujudkan ekonomi yang adil bagi semua.
Zaky mengembangkan platform yang memudahkan pelaku UMKM untuk memperoleh akses modal, teknologi, dan konsumen secara setara.
Dengan strategi tersebut, Bukalapak kini memiliki lebih dari 100 juta pengguna dan 15 juta mitra UMKM. Pada 2017, Bukalapak berhasil menjadi unicorn dengan valuasi mencapai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp21,9 triliun.
Ferry Unardi
Ferry memulai bisnisnya di Harvard dengan menjual tiket pesawat secara online. Dari pengalaman ini, ia membangun Traveloka, sebuah platform yang memudahkan pembelian tiket pesawat secara real time tanpa harus datang ke agen atau bandara.
Selain tiket pesawat, Traveloka kini menawarkan layanan pemesanan hotel, tiket destinasi wisata, layanan finansial, dan pengantaran makanan. Website Traveloka mencatatkan sekitar 12,8 juta kunjungan setiap bulan.
Ferry masuk dalam daftar Forbes pada 2016, dan pada 2017 Traveloka resmi menjadi unicorn dengan investasi mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp17,7 triliun.
Andre Soelistyo
GoTo terbentuk dari penggabungan Gojek dan Tokopedia, dan kesuksesannya sangat terkait dengan peran Andre Soelistyo.
Ia mulai sebagai Presiden Gojek dan membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang, kemudian menjadi Co-CEO Gojek pada 2019, dan CEO GoTo pada 2021.
Di bawah kepemimpinannya, GoTo mengintegrasikan layanan ecommerce, on-demand, dan finansial, sehingga valuasi perusahaan mencapai USD 18 miliar. Pada 2020, nilai transaksi GoTo mencapai USD 22 miliar atau sekitar Rp319 triliun.
Amanda Susanti
Amanda adalah pendiri Sayurbox, startup ecommerce yang bergerak di bidang kebutuhan pangan segar.
Ia melihat peluang dalam mempermudah konsumen berbelanja bahan pokok secara online sekaligus mengatasi permasalahan rantai pasok panjang yang menyulitkan petani.
Sayurbox memutuskan rantai tengkulak sehingga harga lebih adil untuk petani dan konsumen.
Pada awalnya, Amanda mempromosikan Sayurbox melalui media sosial, kemudian mengembangkan website dan aplikasi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Meski menghadapi tantangan seperti keterbatasan dana dan masalah teknis, Amanda berhasil mengatasinya.
Kini, Sayurbox mengelola hampir 1000 pesanan per hari yang dipasok oleh 300 mitra petani dan peternak lokal untuk sekitar 50.000 pelanggan.
Nadiem Makarim
Nadiem, yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan, sebelumnya adalah pendiri sekaligus CEO Gojek, perusahaan transportasi online terbesar di Indonesia.
Gojek tidak hanya berfokus pada layanan transportasi, tetapi juga mengembangkan inovasi seperti dompet digital GoPay dan platform streaming GoPlay.
Saat awal peluncurannya, Gojek hanya memiliki sekitar 20 pengemudi dan aplikasi yang terus diperbaiki agar lebih optimal. Gojek menjadi startup pertama di Indonesia yang berhasil mencapai status unicorn.
William Tanuwijaya
William adalah pendiri dan CEO Tokopedia, salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia. Kisahnya dimulai saat ia merantau ke Jakarta untuk kuliah di jurusan teknik informatika Universitas Bina Nusantara (Binus).
Selama kuliah, William bekerja sebagai penjaga warnet untuk mendapatkan penghasilan tambahan sekaligus akses internet gratis, yang membantunya mengenal dunia digital lebih dalam.
Pengalaman kerja di bidang pengembangan perangkat lunak dan game serta jual beli online memberinya bekal membangun Tokopedia bersama Leontinus Alpha Edison pada 6 Februari 2009.
Setahun setelah diluncurkan pada 17 Agustus 2009, Tokopedia mendapat investasi dan dinobatkan sebagai startup e-commerce terbaik di Indonesia oleh Bubu Awards.
Kini, Tokopedia sukses menjadi platform dengan puluhan juta pengguna penjual dan pembeli di seluruh negeri.
Sebagai penutup, wirausahawan sukses di Indonesia terus memberikan inspirasi dengan inovasi dan kerja keras yang membawa perubahan positif bagi perekonomian bangsa.

Bru
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025
2.
10 Rekomendasi Merk Printer Terbaik Sesuai Kebutuhanmu
- 06 September 2025
3.
12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi
- 05 September 2025
4.
Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan
- 05 September 2025
5.
Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?
- 04 September 2025