Kementerian ESDM Dorong Penguatan Ekosistem Kendaraan Listrik: Harus Manfaatkan Nikel
- Selasa, 12 November 2024
Jakarta – Melimpahnya sumber daya nikel yang dimiliki Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempercepat transisi energi bersih menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Kepala Balai Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris Yahya, mengatakan bahwa penting bagi pemerintah maupun sektor swasta untuk mendorong penguatan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai demi terwujudnya energi hijau yang berkelanjutan.
“Ini mungkin juga menjadi penting bahwa ekosistem kendaraan bermotor listrik based on battery itu menjadi sangat penting untuk bisa kita kuatkan, dan kebetulan Indonesia memang punya sumber daya (nikel) yang bisa mensupport ke arah itu,” katanya dalam Seminar bertajuk ‘Memperkuat Keamanan Kendaraan Sebagai Upaya Mendorong Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik’ di kanal YouTube Warta Ekonomi, Selasa (12/11/2024).
Baca JugaElectricity Connect 2024 Jadi Pusat Inovasi Transisi Energi dengan PLN Icon Plus
Menurutnya, hilirisasi mineral seperti nikel untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik memiliki potensi besar dan dapat digunakan sebagai salah satu modal utama pemerintah dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di tanah air.
“Kalau kita lihat data yang ada di grand strategy mineral dan batubara dari Kementerian ESDM, ada 143 juta ton nikel sumber dayanya. Dan tentu kita sudah memahami bahwa angka ini adalah angka yang sangat besar, karena mayoritas sumber daya nikel ada di Indonesia. Ini menjadi kekuatan besar kita untuk bisa membuat kendaraan listrik ini yang berbasis baterai, menjadi semakin besar di Indonesia,” tegas Harris.
Komitmen untuk mendukung akselerasi transisi energi bersih juga ditunjukkan oleh emiten pelat merah PT PLN (Persero) yang terus menambah ketersediaan infrastruktur charging station.
Dikutip dari laman resmi PLN, hingga semester I 2024, PLN telah menyediakan sebanyak 1.582 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), 9.956 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) serta 14.524 home charging yang digunakan untuk pengisian daya kendaraan listrik.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa pihaknya memastikan upaya percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik akan terus didukung oleh berbagai pihak melalui banyak langkah, satu diantaranya dengan terus menambah charging station yang kini tersebar di berbagai wilayah tanah air.
Demi mendorong akselerasi transisi energi bersih di sektor transportasi, PLN pun siap berkolaborasi dengan banyak pihak, baik pemerintah maupun swasta.
“Dengan pertumbuhan EV (Electric Vehicle) yang semakin massif, tentu saja infrastruktur pendukung juga harus tersedia. PLN tidak bisa melakukannya sendirian, sehingga kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh mitra terkait percepatan transisi energi di sektor transportasi ini,” kata Darmawan, seperti dikutip dari laman resmi PLN Rabu (13/11).
Secara keseluruhan, perusahaan yang berada di bawah naungan BUMN ini telah mengoperasikan total 1.582 unit SPKLU yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia, angka ini meningkat 157 persen jika dibandingkan dengan semester I tahun lalu yang hanya sebanyak 616 SPKLU.
“Kita berharap tentunya ini tetap dikembangkan untuk bisa menjamin bahwa berkendara dengan kendaraan listrik itu tidak perlu terlalu khawatir terkait dengan persediaan charging station, khususnya untuk berkendara dengan jarak yang cukup jauh,” jelas dia.
Pemerintah saat ini terus mendorong komitmennya terkait kebijakan penggunaan kendaraan listrik untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik sebagai salah satu Langkah menuju transisi energi bersih.
Salah satu komitmennya diwujudkan melalui gelaran acara Electricity Connect 2024 bertajuk ‘Go Beyond Power Energizing The Future’ untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Ketua Panitia Electricity Connect 2024, Arsyadanny G Akmalaputri, mengatakan bahwa event ini akan menampilkan berbagai teknologi maupun inovasi yang dapat membantu pemerintah dalam mendukung upaya akselerasi transisi energi bersih.
“EC (Electricity Connect) tahun ini merupakan gabungan acara yang akan menyajikan pameran digitalisasi sistem kelistrikan, digitalisasi peralatan listrik rumah tangga dengan IoT, future office, future EV Ecosystem, dan inovasi teknologi yang lain, yang tentunya akan memberikan wawasan bagi generasi muda dan profesional di industri tentang bagaimana masa depan ketenagalistrikan berkembang, seiring dengan tren energi terbarukan dan teknologi digital,” katanya melalui keterangan resmi.
Sebagai informasi, Electricity Connect 2024 yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada 20-22 November mendatang ini nantinya akan dihadiri lebih dari 500 exhibitor dan 15.000 pengunjung dari berbagai profesi yang tentunya berfokus pada bidang ketenagalistrikan.
Event ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan dan pelaku industri ketenagalistrikan untuk tidak hanya bertukar informasi mengenai teknologi energi bersih saja, namun juga berbagi wawasan mengenai smart grid, hingga memperkuat kolaborasi global untuk mencapai transisi energi menuju NZE pada 2060.
Redaksi
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
PLN Icon Plus Dukung Transisi Energi Terbarukan Lewat Electricity Connect 2024
- Kamis, 28 November 2024
Inovasi untuk Transisi Energi Lebih Cepat di Electricity Connect 2024 bersama PLN Icon Plus
- Kamis, 28 November 2024
PLN Icon Plus Percepat Implementasi Transisi Energi melalui Electricity Connect 2024
- Kamis, 28 November 2024
PLN Icon Plus Bawa Inovasi Transisi Energi di Electricity Connect 2024
- Kamis, 28 November 2024
PLN Icon Plus Dan MKI Sukseskan Transisi Energi di Electricity Connect 2024
- Kamis, 28 November 2024
Terpopuler
1.
2.
3.
4.
5.
Kunjungan Prabowo ke China, Para Konglomerat Indonesia Ikut Dampingi
- 11 November 2024