Warga Sukmajaya dan Cimanggis Depok Khawatir Penggunaan Incenerator Skala Rumahan, Inginkan Alternatif Lain

Warga Sukmajaya dan Cimanggis Depok Khawatir Penggunaan Incenerator Skala Rumahan, Inginkan Alternatif Lain

DEPOK- Penggunaan insinerator sebagai alat pembakaran sampah oleh pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 01, Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi, menuai reaksi beragam dari warga di dua kecamatan di Kota Depok. Warga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap uji coba alat tersebut, terlebih rencana penerapan insinerator untuk skala rumahan.

Dalam diskusi yang digelar bersama perwakilan masyarakat Sukmajaya di Kampus Universitas Indonesia (UI) pada Jumat (22/11/2024), sejumlah pakar turut menyampaikan pandangannya terkait penggunaan insinerator ini. Firdaus Ali, seorang pakar pengelolaan lingkungan, mengingatkan bahwa pengoperasian insinerator harus memenuhi standar pengelolaan yang sangat ketat, terutama terkait emisi gas buang.

“Jika tidak dikelola dengan benar, insinerator berpotensi menghasilkan polutan seperti dioksin dan furan yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” ujar Firdaus.

Baca Juga

Di Electricity Connect 2024, Komut PLN Jabarkan Strategi Jitu Tarik Investasi Hijau untuk Transisi Energi

Hal senada disampaikan oleh Baskoro Lokahita, ahli teknologi lingkungan, yang menekankan pentingnya studi mendalam dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk pengelolaan sampah. Menurutnya, insinerator hanya efektif jika dijalankan dengan pengawasan ketat, terutama dalam mencegah pencemaran udara.

Kekhawatiran Warga
Perwakilan masyarakat Sukmajaya, Agung Pambudi, menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana penerapan insinerator skala rumahan. Ia menilai bahwa meskipun langkah pengelolaan sampah ini perlu diapresiasi, pemerintah harus memastikan keamanan teknologi tersebut.

“Kami mendukung upaya mengelola sampah, tetapi jangan sampai justru membahayakan kesehatan kami. Harus ada jaminan bahwa teknologi ini aman,” tegas Agung usai sesi diskusi.

Selain itu, Agung juga menyoroti biaya tinggi untuk pengadaan insinerator di setiap wilayah. Ia mengusulkan agar pemerintah mencari alternatif solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Kalau ada solusi lain yang lebih aman, kami akan dukung. Apalagi alat seperti itu kan pasti mahal. Jangan sampai ujung-ujungnya terbengkalai dan malah jadi limbah baru lagi,” tambah Agung.

Solusi Berkelanjutan
Dalam diskusi tersebut, masyarakat berharap adanya transparansi dan edukasi terkait teknologi yang akan diterapkan. Mereka juga mengusulkan untuk memprioritaskan metode pengelolaan sampah yang lebih aman, seperti daur ulang, komposting, atau pengelolaan berbasis komunitas yang minim risiko terhadap lingkungan dan kesehatan.

Kontroversi ini menjadi perhatian serius bagi para pemangku kebijakan di Kota Depok. Dengan adanya masukan dari warga dan pakar, diharapkan kebijakan pengelolaan sampah ke depan tidak hanya efektif, tetapi juga aman dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Redaksi

Redaksi

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Warga Depok Soroti Rencana Insinerator Skala Rumahan, Apa Dampaknya?

Warga Depok Soroti Rencana Insinerator Skala Rumahan, Apa Dampaknya?

Pengelolaan Sampah di Depok: Insinerator atau Solusi Ramah Lingkungan?

Pengelolaan Sampah di Depok: Insinerator atau Solusi Ramah Lingkungan?

Uji Coba Insinerator di Depok: Pakar dan Warga Sampaikan Kekhawatiran

Uji Coba Insinerator di Depok: Pakar dan Warga Sampaikan Kekhawatiran

Pro dan Kontra Penggunaan Insinerator di Depok, Warga Khawatir Dampak Kesehatan

Pro dan Kontra Penggunaan Insinerator di Depok, Warga Khawatir Dampak Kesehatan

PLN Gelar Bazar UMKM di Sarinah, Suguhkan Pesona Timur Indonesia

PLN Gelar Bazar UMKM di Sarinah, Suguhkan Pesona Timur Indonesia