JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya pemerintah daerah (pemda) untuk aktif menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam membangun ekosistem usaha yang produktif di setiap wilayah.
Kolaborasi ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih mandiri.
Hal ini disampaikan Tito saat memberikan materi pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia 2025 di The Park Hyatt Hotel, Jakarta, Senin, 1 Desember 2025. Rapimnas tahun ini mengusung tema “Kadin Bergotong Royong Memperluas Lapangan Kerja untuk Kesejahteraan dan Kemandirian Indonesia”.
Menurut Mendagri, sektor swasta harus dijadikan motor penggerak ekonomi daerah. Ia menyatakan bahwa kepala daerah yang belum memiliki insting bisnis dapat melibatkan Kadin sebagai mitra untuk menemukan peluang usaha dan memperluas lapangan kerja.
Pemda Harus Aktif Dalam Membangun Ekosistem Usaha
“Bagi rekan-rekan kepala daerah yang belum memiliki insting bisnis, undang saja teman-teman pengusaha. Mereka tergabung dalam asosiasi, ada namanya Kadin, setiap kabupaten punya perwakilan. Undang saja Kadin-nya datang,” ujar Tito. Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak harus mengeksekusi semua peluang usaha sendiri, melainkan dapat memanfaatkan keahlian sektor swasta.
Tito menekankan bahwa banyak daerah memiliki potensi besar di sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, serta sumber daya alam (SDA). Sayangnya, potensi tersebut belum optimal karena kurangnya perspektif bisnis. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan demografi besar, dengan 69 persen penduduk berada pada usia produktif 15-64 tahun. Hal ini menjadi modal strategis bagi pengembangan ekonomi daerah apabila dikelola secara tepat.
Peran Kadin Sebagai Mitra Strategis Pemda
Mendagri menilai keterlibatan Kadin sangat penting untuk mempercepat pengembangan usaha di daerah. Melalui diskusi dengan Kadin, pemda bisa mengidentifikasi potensi wilayah yang mungkin tidak terlihat oleh birokrat. Pendekatan ini memungkinkan pemda menemukan inovasi dan model bisnis yang dapat meningkatkan pendapatan daerah secara kreatif.
“Kumpulkan Kadin-nya, ajak diskusi apa potensi wilayah kita, yang enggak terbayangkan oleh birokrat,” tambah Tito. Dengan langkah ini, pemerintah daerah dapat membuka ruang ekonomi baru dan mengurangi ketergantungan terhadap transfer dari pemerintah pusat.
DIY Sebagai Contoh Kesuksesan Ekosistem Usaha
Tito mencontohkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai wilayah yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif bahkan di masa pandemi Covid-19. Keberhasilan DIY ditopang oleh sektor usaha dan UMKM yang kuat, didukung kebijakan pro-usaha dari pemerintah daerah.
“Regulasi-regulasi dibuat pro untuk berusaha, itu dilakukan oleh Sri Sultan. Saya banyak belajar dari beliau dan beliau sukses. Beliau sukses membuat pertumbuhan ekonomi tetap positif di tengah gempuran Covid-19. Data ini penting sekali,” terang Tito. Pengalaman DIY menunjukkan bahwa ekosistem usaha yang sehat mampu menciptakan ketahanan ekonomi lokal, meskipun kondisi eksternal menantang.
Pemda Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Pemerintah Pusat
Mendagri mengingatkan bahwa pemda tidak bisa mengandalkan sepenuhnya pendapatan dari pemerintah pusat. Banyak daerah memiliki porsi belanja pegawai dan operasional yang besar, sehingga ruang fiskal untuk pembangunan strategis terbatas. Oleh karena itu, penting bagi pemda untuk menciptakan kemudahan berusaha melalui perizinan yang cepat dan efisien.
Salah satu langkah konkret yang disebut Tito adalah kehadiran Mal Pelayanan Publik (MPP) yang mempermudah birokrasi dan memberikan kepastian hukum bagi dunia usaha. Saat ini, jumlah MPP di Indonesia telah mencapai 296 unit, dengan hampir seluruh provinsi di Jawa telah memiliki fasilitas ini. “Di daerah-daerah yang ada Mal Pelayanan Publik, umumnya akan lebih mudah untuk berusaha,” pungkas Tito.
Membangun Ekosistem Usaha Daerah
Dorongan Mendagri untuk menggandeng Kadin merupakan strategi jangka panjang dalam memperkuat ekosistem ekonomi daerah. Dengan kolaborasi ini, pemda dapat mengoptimalkan potensi sumber daya lokal, membuka peluang usaha baru, serta meningkatkan PAD secara berkelanjutan.
Langkah ini sekaligus mengajarkan bahwa pengembangan ekonomi daerah bukan hanya tanggung jawab birokrat, tetapi juga memerlukan peran aktif sektor swasta dan masyarakat. Sinergi antara pemda dan Kadin diharapkan dapat menumbuhkan iklim usaha yang sehat, menciptakan lapangan kerja lebih luas, serta memastikan pertumbuhan ekonomi daerah yang mandiri dan berkelanjutan.
Dengan strategi ini, Indonesia bisa memanfaatkan kekayaan alam, demografi produktif, serta kreativitas pelaku usaha untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah tanpa terlalu bergantung pada pusat. Kolaborasi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan, yang diharapkan bisa direplikasi di berbagai wilayah lain di Indonesia.