JAKARTA - Di tengah maraknya serangan siber yang menargetkan sektor keuangan, PT Astra Sedaya Finance atau Astra Credit Companies (ACC) menegaskan bahwa sistem perseroannya tetap aman dan terlindungi.
Industri pembiayaan, yang menyimpan data sensitif debitur, menjadi salah satu sasaran utama bagi peretas, sehingga perhatian terhadap keamanan digital menjadi sangat krusial.
Fokus Perlindungan Sistem oleh ACC
Chief Marketing & Sales Officer ACC, Tan Chian Hok, menyampaikan bahwa perusahaan telah menempatkan perlindungan siber sebagai prioritas utama. “Secara kondisi umumnya sekarang sih kita enggak ada problem. Semua kita juga terjamin, karena kita menggunakan program-program cyber yang terbaik yang bisa kita pakai,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin, 1 Desember 2025. Ia menekankan bahwa perusahaan melakukan investasi signifikan untuk menjaga sistem tetap aman, meskipun tidak merinci nilai alokasinya.
Peran Karyawan dalam Keamanan Siber
ACC menegaskan bahwa langkah-langkah keamanan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga melibatkan pelatihan dan kesadaran karyawan. Direktur Eksekutif ICT ACC, Heru Sutadi, menyoroti pentingnya pengujian penetrasi (pentest) dan penilaian kerentanan secara rutin. Ia juga mengingatkan bahwa sekitar 80% serangan siber bersumber dari kesalahan manusia, sehingga pelatihan karyawan tentang phishing dan penerapan multi-factor authentication (MFA) menjadi kunci mitigasi risiko.
Risiko Serangan dan Perlunya Audit Berkala
“Sebagaimana kita ketahui, industri keuangan rentan karena menyimpan data sensitif debitur, dan tanpa audit berkala, serangan seperti ransomware bisa merusak operasional secara masif,” kata Heru. Ia menekankan bahwa perlindungan sistem harus menjadi kombinasi antara teknologi canggih dan prosedur internal yang disiplin.
Teknologi Canggih untuk Deteksi Dini Ancaman
Para pengamat menilai bahwa investasi teknologi menjadi faktor penentu efektivitas mitigasi serangan. Teknologi seperti enkripsi dapat melindungi data dari pencurian, sedangkan artificial intelligence (AI) dapat mendeteksi anomali dan pola serangan secara real-time sebelum eskalasi terjadi. “Dengan AI, waktu respons bisa dipersingkat dari hari menjadi jam atau menit. Selain itu, teknologi blockchain juga dapat meningkatkan keamanan transaksi digital,” tambahnya.
Kasus Serangan Siber di Perusahaan Lain
Langkah antisipatif semacam ini dianggap penting karena beberapa perusahaan pembiayaan lain baru-baru ini mengalami insiden siber. Sebagai contoh, PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) melaporkan adanya serangan siber pada Rabu, 26 November 2025. Menurut keterbukaan informasi, serangan tersebut memaksa perusahaan melakukan temporary switch off terhadap beberapa sistem utama, yang sempat mengganggu layanan debitur dan aktivitas operasional.
Proses Pemulihan Sistem Secara Real-Time
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Clipan Finance, Jahja Anwar, menjelaskan bahwa tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) perusahaan telah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mengidentifikasi titik kerentanan dan menyesuaikan sistem. Proses pemulihan dan stabilisasi sistem dilakukan secara real-time agar gangguan terhadap layanan utama bisa diminimalkan.
Strategi ACC dalam Menghadapi Ancaman Siber
Kejadian ini menekankan bahwa perusahaan pembiayaan harus selalu proaktif dalam menjaga keamanan sistemnya. Tan Chian Hok dari ACC menegaskan bahwa perusahaan telah menyiapkan protokol untuk menghadapi skenario terburuk. “Kami tidak menunggu sampai serangan terjadi. Setiap sistem dipantau, dianalisis, dan diuji secara berkala. Ini bagian dari komitmen kami untuk melindungi data debitur,” ujarnya.
Pentingnya Audit dan Simulasi Serangan
Heru Sutadi menambahkan bahwa pengujian penetrasi bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari strategi jangka panjang ACC. Dengan melakukan pentest secara rutin, potensi celah keamanan dapat teridentifikasi sebelum dieksploitasi peretas. Selain itu, audit internal dan simulasi serangan siber dijalankan untuk memastikan setiap karyawan memahami prosedur keamanan dan tindakan mitigasi.
Kolaborasi dengan Vendor Teknologi Terpercaya
Selain fokus pada keamanan internal, ACC juga memperkuat kolaborasi dengan vendor teknologi terkemuka untuk mengadopsi sistem pertahanan terbaru. Pendekatan ini mencakup implementasi firewall, sistem deteksi intrusi, serta pemantauan jaringan secara real-time. Investasi teknologi ini diyakini mampu mengurangi risiko kebocoran data dan mempercepat respons terhadap potensi ancaman.
Kesiapan Menghadapi Tantangan Digital
Dengan berbagai langkah preventif yang diterapkan, ACC memastikan operasional bisnis tetap stabil dan layanan kepada debitur tidak terganggu. Meski industri keuangan masih menghadapi risiko tinggi dari serangan siber, ACC menegaskan kesiapan sistemnya dalam menghadapi ancaman terbaru.
Situasi ini sekaligus menjadi peringatan bagi seluruh industri keuangan. Perlindungan siber bukan lagi opsi, tetapi kebutuhan mutlak. Investasi pada teknologi, prosedur internal yang ketat, dan kesadaran karyawan merupakan kombinasi yang menentukan keberhasilan mitigasi risiko. ACC, melalui pendekatan menyeluruh ini, menegaskan posisinya sebagai perusahaan pembiayaan yang siap menghadapi tantangan digital saat ini dan di masa depan.