Credit Scoring Adalah: Definisi, Contoh, Fungsi, Cara Cek & Hitung

Rabu, 26 November 2025 | 13:26:22 WIB
credit scoring adalah

Jakarta - Credit scoring adalah alat yang digunakan untuk menilai seberapa besar risiko seorang calon peminjam dalam memenuhi kewajibannya.

Secara sederhana, credit scoring adalah penilaian yang mencerminkan kemampuan dan kelayakan seseorang untuk mendapatkan pinjaman berdasarkan riwayat finansialnya. Semakin tinggi skor yang dimiliki, semakin kecil risiko kreditnya, sehingga peluang untuk memperoleh pinjaman juga lebih besar.

Untuk mengetahui skor kredit yang dimiliki, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar peminjam memahami posisi keuangan mereka sebelum mengajukan pinjaman.

Credit scoring adalah indikator penting bagi lembaga keuangan untuk menilai risiko dan membuat keputusan pemberian kredit.

Credit Scoring Adalah

Credit scoring adalah metode penilaian kredit yang dipakai oleh bank dan perusahaan pembiayaan untuk menilai kelayakan seorang calon peminjam. 

Proses ini memanfaatkan algoritma yang mempertimbangkan riwayat keuangan, penghasilan, dan data pribadi untuk mengevaluasi risiko terkait pemberian kredit. 

Hasil skor kredit ini membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai persetujuan atau penolakan permohonan kredit.

Contoh Credit Scoring

Contoh penerapan penilaian risiko kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Seorang calon peminjam mengajukan permohonan pinjaman ke bank untuk membeli rumah baru.
  2. Bank mengumpulkan berbagai informasi dari peminjam, termasuk penghasilan, jumlah utang yang dimiliki, riwayat pembayaran tagihan, serta data lain yang dianggap relevan.
  3. Bank kemudian menganalisis data tersebut menggunakan metode tertentu untuk menilai kelayakan peminjam dan menghasilkan skor kredit.
  4. Skor ini menggambarkan tingkat risiko yang terkait dengan kemampuan peminjam dalam membayar pinjaman. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin besar keyakinan pihak bank bahwa peminjam akan melunasi pinjaman tepat waktu.
  5. Berdasarkan skor tersebut, tingkat bunga, dan persyaratan lainnya, bank memutuskan apakah pinjaman dapat diberikan atau tidak.
  6. Jika peminjam memenuhi persyaratan, pinjaman disetujui, dan bank akan terus memantau pembayaran serta perubahan dalam skor kredit peminjam selama masa pinjaman berlangsung.

Perlu dicatat bahwa model penilaian risiko kredit dapat berbeda antara bank atau perusahaan pembiayaan, namun prinsip dasarnya tetap sama, yaitu menilai informasi peminjam untuk menentukan risiko dan membuat keputusan pemberian pinjaman.

Cara Menghitung Credit Scoring

Model penilaian risiko kredit dapat berbeda-beda, tergantung pada faktor yang diperhitungkan dan metode yang diterapkan. Umumnya, model ini menggunakan kombinasi beberapa faktor utama, antara lain:

  1. Riwayat pembayaran utang: Menilai apakah peminjam melunasi tagihan tepat waktu atau pernah mengalami keterlambatan.
  2. Jumlah utang: Memperhitungkan total utang yang dimiliki peminjam dan konsistensi dalam pembayarannya.
  3. Lama bekerja: Mengukur stabilitas pekerjaan peminjam dan durasi bekerja di satu tempat.
  4. Penghasilan: Menentukan besarnya penghasilan peminjam dan bagaimana hal itu memengaruhi kemampuan membayar utang.

Setiap faktor diberi bobot tertentu dalam perhitungan total skor. Nilai untuk masing-masing faktor dikonversikan menjadi skor numerik, biasanya dalam rentang 0 hingga 100. Skor akhir dihitung dengan menjumlahkan skor setiap faktor yang telah dikalikan bobotnya.

Perlu dicatat bahwa model ini bisa sangat kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam mengenai statistik serta analisis data. Bekerja sama dengan profesional berpengalaman dapat membantu memastikan model yang digunakan akurat dan efektif.

Berapa Credit Score yang Bagus?

Berbagai perusahaan pembiayaan menggunakan rentang skor kredit yang berbeda, namun secara umum berkisar antara 300 hingga 850. 

Skor yang lebih tinggi biasanya menunjukkan risiko yang lebih rendah dan dianggap lebih menguntungkan bagi pemberi pinjaman.

Beberapa perusahaan dapat menerima skor serendah 550–600 sebagai syarat minimum untuk pengajuan kredit, sementara skor di atas 700 umumnya dianggap baik. 

Meski begitu, definisi skor “bagus” bisa berbeda-beda tergantung pada kebijakan perusahaan, jenis pinjaman, dan faktor lain yang relevan.

Oleh karena itu, disarankan untuk selalu mengecek dengan perusahaan pembiayaan terkait mengenai skor kredit minimum yang mereka tetapkan sebelum mengajukan permohonan pinjaman.

Bagaimana Cara Cek Credit Score?

Untuk mengecek skor kredit melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Kunjungi situs OJK: Akses situs resmi OJK di www.ojk.go.id dan temukan bagian layanan untuk masyarakat.
  2. Pilih layanan IDebku: Layanan “IDebku” adalah sistem informasi skor kredit nasional yang disediakan oleh OJK.
  3. Isi formulir permintaan: Lengkapi formulir untuk meminta skor kredit, dengan data seperti nama, nomor identitas, dan alamat.
  4. Verifikasi identitas: Anda mungkin perlu melakukan verifikasi, misalnya mengunggah scan atau foto dokumen identitas resmi seperti KTP.
  5. Lihat skor kredit: Setelah verifikasi selesai, Anda dapat melihat skor kredit beserta informasi terkait melalui sistem IDebku OJK.

Perlu dicatat bahwa layanan IDebku OJK baru diperkenalkan pada tahun 2021, sehingga mungkin belum tersedia di semua wilayah Indonesia. 

Prosedur dan ketersediaan layanan dapat berbeda tergantung lokasi dan perusahaan pembiayaan yang bersangkutan.

Mengapa Skor kredit Buruk?

Beberapa faktor bisa menyebabkan seseorang memiliki skor kredit rendah, antara lain:

  1. Jumlah utang yang tinggi: Memiliki banyak utang dapat berdampak negatif terhadap skor kredit.
  2. Riwayat pembayaran buruk: Keterlambatan membayar tagihan atau tidak membayar sama sekali dapat menurunkan skor kredit.
  3. Terlalu sering mengajukan kredit: Mengajukan banyak permohonan kredit dalam waktu singkat bisa memberi kesan bahwa peminjam memiliki risiko tinggi, sehingga skor kredit menurun.
  4. Riwayat kredit pendek: Memiliki riwayat kredit yang singkat atau belum terbukti baik juga bisa mempengaruhi skor.
  5. Kesalahan data kredit: Informasi yang tidak akurat atau identitas yang keliru dalam catatan kredit dapat memengaruhi skor negatif.
  6. Faktor ekonomi dan politik: Kondisi ekonomi seperti inflasi, perubahan suku bunga, atau situasi politik juga dapat memengaruhi skor kredit.

Bagaimana Cara Agar Credit Score Cepat Naik?

Beberapa langkah dapat dilakukan untuk meningkatkan skor kredit:

  1. Bayar tagihan tepat waktu: Melunasi kredit dan pinjaman sesuai jadwal sangat berpengaruh terhadap peningkatan skor.
  2. Batasi jumlah utang: Menjaga utang pada tingkat yang wajar membantu menjaga skor tetap baik.
  3. Hindari membuka banyak akun baru: Membuka akun kredit baru terlalu sering bisa menurunkan skor karena menandakan pencarian utang tambahan.
  4. Jaga stabilitas profil kredit: Perubahan besar pada profil kredit, seperti memindahkan saldo antar kartu, dapat memengaruhi skor.
  5. Periksa dan perbarui informasi kredit: Memastikan data kredit akurat dan terbaru penting agar skor mencerminkan kondisi sebenarnya.
  6. Gunakan akun kredit aktif: Menjaga akun tetap aktif dengan riwayat pembayaran yang baik dapat membantu meningkatkan skor.

Perlu diingat bahwa peningkatan skor kredit membutuhkan waktu dan konsistensi. Fokus pada rutinitas keuangan yang sehat dan memastikan informasi kredit selalu benar serta terbarui akan memberikan hasil yang lebih stabil dalam jangka panjang.

Keuntungan Memiliki Skor Kredit yang Baik

Memiliki catatan kredit atau SLIK yang baik memberikan sejumlah keuntungan, antara lain:

  1. Kemudahan memperoleh pinjaman: Kreditor cenderung memprioritaskan aplikasi pinjaman dari individu dengan riwayat kredit yang baik karena dianggap lebih dapat dipercaya dan memiliki kemungkinan tinggi untuk membayar kembali pinjaman.
  2. Suku bunga lebih rendah: Individu dengan catatan kredit yang baik sering kali mendapatkan tawaran bunga yang lebih rendah karena risiko gagal bayar lebih kecil.
  3. Pilihan pinjaman lebih banyak: Skor kredit yang baik membuka akses ke berbagai jenis pinjaman, termasuk pinjaman tanpa jaminan dan kartu kredit dengan limit lebih tinggi.
  4. Proses aplikasi lebih cepat: Pengajuan pinjaman menjadi lebih efisien karena kreditor sudah memiliki informasi riwayat kredit dan khawatir terhadap risiko gagal bayar lebih sedikit.
  5. Kemampuan melakukan pembelian besar: Skor kredit yang baik mempermudah pengajuan kredit untuk pembelian besar seperti rumah atau mobil.

Cara Membuat Credit Scoring

Berikut langkah-langkah dalam membangun model penilaian risiko kredit:

  1. Pengumpulan data: Kumpulkan informasi terkait peminjam, seperti data demografis, penghasilan, riwayat utang, dan data relevan lainnya.
  2. Analisis data: Pelajari data untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi skor kredit, termasuk mencari hubungan antarvariabel dan pola yang muncul.
  3. Penentuan bobot: Tetapkan bobot untuk setiap faktor, yang menunjukkan seberapa besar pengaruhnya terhadap skor kredit.
  4. Pembuatan model: Gunakan algoritma statistik, seperti regresi atau decision tree, untuk membangun model yang dapat memprediksi skor berdasarkan data peminjam.
  5. Validasi model: Uji model dengan data uji untuk memastikan akurasi, dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
  6. Implementasi model: Terapkan model untuk menilai skor kredit peminjam baru.
  7. Evaluasi berkala: Lakukan evaluasi secara rutin dan perbarui model agar tetap akurat dan relevan dengan kondisi pasar.

Perlu diingat, membuat model penilaian risiko kredit memerlukan pemahaman mendalam tentang statistik, analisis data, serta faktor-faktor yang memengaruhi skor kredit.

Perbedaan Credit Scoring pada Bank dan Fintech

Perbedaan utama antara skor kredit yang diberikan oleh bank dan fintech meliputi beberapa aspek:

  1. Sumber data: Bank biasanya memiliki akses ke data yang lebih luas dan rinci, termasuk riwayat pembayaran utang, jumlah utang, dan informasi relevan lainnya. Fintech cenderung mengandalkan data yang lebih terbatas dan biasanya tidak memiliki akses ke data perbankan tradisional.
  2. Metodologi: Bank sering menggunakan metode yang kompleks berbasis model statistik untuk menilai skor kredit. Sementara itu, fintech umumnya memakai metode lebih sederhana yang memanfaatkan data digital, seperti transaksi online dan aktivitas digital lainnya.
  3. Kecepatan: Fintech bisa memberikan skor kredit lebih cepat karena memproses data digital yang lebih sedikit, sedangkan bank membutuhkan waktu lebih lama untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang lebih banyak.
  4. Biaya: Penentuan skor kredit melalui fintech biasanya lebih murah dibandingkan melalui bank.
  5. Akurasi: Skor kredit dari bank umumnya lebih akurat karena dukungan data yang lengkap. Namun, fintech juga mampu memberikan skor yang cukup akurat dengan memanfaatkan teknologi dan data digital secara efektif.

Sebagai penutup, Credit scoring adalah alat penting untuk menilai risiko kredit, membantu individu dan lembaga keuangan membuat keputusan pinjaman yang lebih tepat.

Terkini