JAKARTA - Menjelang akhir 2025, PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) memilih strategi konservatif dalam mengelola portofolio investasinya.
Langkah ini diambil di tengah kondisi pasar yang menantang dan volatil, dengan fokus utama pada kestabilan serta pertumbuhan berkelanjutan. Strategi ini menekankan pemeliharaan kualitas aset dan manajemen risiko yang hati-hati, agar portofolio tetap resilient menghadapi tekanan eksternal.
Pendekatan Investasi yang Prudent
Presiden Direktur & CEO BCA Life, Eva Agrayani, menegaskan bahwa perusahaan tetap menggunakan pendekatan investasi yang prudent dan berorientasi jangka panjang. “Kami fokus menjaga kualitas aset dan tidak terpancing oleh volatilitas jangka pendek, termasuk fenomena window dressing,” ungkapnya.
Eva menjelaskan bahwa strategi konservatif ini bertujuan memastikan portofolio tetap stabil, sehingga perusahaan dapat menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkesinambungan. Dengan pendekatan yang tidak terburu-buru mengikuti tren pasar jangka pendek, BCA Life mampu menahan dampak fluktuasi pasar dan menjaga performa investasi secara keseluruhan.
Penguatan Penempatan pada Instrumen Berkualitas
Dalam menghadapi dinamika pasar, BCA Life menekankan pentingnya seleksi aset yang cermat. Perusahaan memperkuat penempatan dana pada instrumen domestik berkualitas dan melakukan diversifikasi yang optimal. Strategi ini mencakup pemilihan aset dengan fundamental kuat dan pengendalian risiko yang ketat, sehingga portofolio dapat tetap tangguh meski terjadi tekanan eksternal.
“Dengan strategi yang kami terapkan, portofolio tetap resilient dan mampu menjaga performa meski tekanan eksternal meningkat,” tambah Eva. Pendekatan ini memastikan perusahaan dapat mengelola risiko sekaligus memanfaatkan peluang pasar secara bijaksana, tanpa mengorbankan stabilitas investasi jangka panjang.
Fokus pada Obligasi dan Deposito
Untuk menjaga imbal hasil sekaligus mempertahankan likuiditas, BCA Life menempatkan obligasi pemerintah sebagai instrumen utama. Obligasi pemerintah dinilai memiliki tingkat stabilitas tinggi dan likuiditas yang baik, sehingga cocok untuk menjaga kestabilan portofolio. Selain itu, perusahaan juga menempatkan sebagian dana pada obligasi korporasi dengan rating tinggi dan deposito bank, sehingga fleksibilitas likuiditas tetap terjaga.
Pendekatan ini memungkinkan BCA Life memanfaatkan instrumen yang relatif aman, mengurangi risiko kerugian besar, dan tetap mempertahankan tingkat pengembalian yang wajar bagi nasabah. Strategi ini juga memberikan ruang bagi perusahaan untuk menyesuaikan portofolio sesuai dengan kondisi pasar yang dinamis.
Kinerja Investasi yang Meningkat
Hingga Oktober 2025, strategi investasi konservatif BCA Life tercermin pada hasil yang memuaskan. Perusahaan membukukan hasil investasi sekitar Rp 204,5 miliar, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 144,6 miliar. Peningkatan ini menunjukkan bahwa fokus pada kestabilan aset, pemilihan instrumen berkualitas, dan pengelolaan risiko yang hati-hati mampu menghasilkan kinerja positif meski pasar menghadapi ketidakpastian.
Eva Agrayani menegaskan bahwa strategi investasi yang aman dan stabil menjadi kunci untuk menghadapi kondisi pasar yang menantang. Pendekatan ini memastikan perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi nasabah sekaligus menjaga kepercayaan investor. Dengan manajemen portofolio yang cermat dan fokus pada aset berkualitas, BCA Life diyakini mampu menghadapi akhir tahun 2025 dengan portofolio yang sehat dan resilient.
BCA Life mencontohkan bagaimana perusahaan asuransi dapat memadukan keamanan, likuiditas, dan pertumbuhan dalam strategi investasinya. Langkah konservatif ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang perusahaan untuk menjaga stabilitas sekaligus meningkatkan nilai aset, memberikan kontribusi positif bagi sektor asuransi jiwa dan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana investasi.