Peneliti Jelaskan Dampak Suplemen Berlebih yang Bisa Picu Risiko Kanker

Rabu, 19 November 2025 | 08:11:06 WIB
Peneliti Jelaskan Dampak Suplemen Berlebih yang Bisa Picu Risiko Kanker

JAKARTA - Kekhawatiran mengenai keamanan konsumsi suplemen beberapa tahun terakhir semakin meningkat, terutama di tengah gaya hidup modern yang mendorong banyak orang mengandalkan vitamin harian untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh. 

Kebiasaan mengonsumsi suplemen sering kali dianggap sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, bahkan oleh sebagian orang dijadikan pilihan utama dibandingkan sumber makanan alami. Namun, seiring meluasnya penggunaan suplemen tersebut, para peneliti mulai menyoroti potensi risiko kesehatan yang justru dapat muncul ketika vitamin dan suplemen dikonsumsi secara berlebihan.

Meskipun vitamin dikenal sebagai nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk menunjang fungsi biologis, pemahaman bahwa semakin tinggi dosis berarti semakin baik, ternyata tidak selalu benar. 

Di balik manfaatnya, penggunaan suplemen dengan dosis tinggi ternyata dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi vitamin dan suplemen secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker karena nutrisi yang dikonsumsi dalam jumlah terlalu besar dapat mengganggu proses alami tubuh. Hal inilah yang mulai menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan.

Tinjauan Penelitian Mengenai Konsumsi Suplemen

Peneliti mengatakan terlalu banyak minum vitamin dan suplemen dapat meningkatkan risiko kanker. Dilansir dari timesofindia, dosis tinggi nutrisi terkonsentrasi dapat mengganggu proses alami tubuh, berpotensi beralih dari antioksidan yang bermanfaat menjadi perilaku pro-oksidatif yang berbahaya, yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Industri suplemen yang sedang berkembang pesat telah mendorong jutaan orang untuk bergantung pada pil dan bubuk yang menjanjikan kekebalan yang lebih kuat, metabolisme yang lebih baik, dan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit. 

Kekhawatiran ini telah memicu penelitian ilmiah yang lebih mendalam tentang apakah suplementasi yang berlebihan dapat memengaruhi jalur yang terlibat dalam perkembangan kanker, sebuah isu yang dieksplorasi secara rinci dalam jurnal Cancers.

Suplemen Dosis Tinggi dan Hubungannya dengan Risiko Kanker

Mengapa dosis suplemen tinggi menjadi faktor risiko kanker? Meskipun suplemen sering dianggap tidak berbahaya, banyak orang mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang melebihi asupan harian yang direkomendasikan. 

Tren ini didorong oleh keyakinan bahwa "lebih banyak berarti lebih baik", sebuah klaim yang tidak didukung oleh sains. Secara keseluruhan, para ahli menekankan bahwa suplemen dapat bermanfaat tetapi harus digunakan dengan bijaksana, bukan sebagai jalan pintas untuk kesehatan sehari-hari.

Studi yang diterbitkan dalam Cancers menyoroti kesenjangan yang signifikan dalam memahami bagaimana penggunaan suplemen jangka panjang berinteraksi dengan perkembangan kanker. 

Sebagian besar penelitian sebelumnya mengkaji toksisitas jangka pendek, bukan perubahan biokimia bertahap yang berlangsung selama beberapa dekade. Bukti terkini menghubungkan asupan nutrisi yang tinggi dengan peningkatan risiko kanker dalam beberapa studi populasi. Banyak efek jangka panjang dari penggunaan suplemen yang berlebihan masih kurang dipahami.

Temuan ini memperkuat perlunya mengevaluasi suplemen dengan keseriusan yang sama seperti intervensi kesehatan lainnya. Para peneliti menekankan bahwa kelebihan nutrisi, bukan asupan sedang, adalah perhatian utama. Investigasi yang lebih rinci diperlukan untuk memahami bagaimana peningkatan kadar vitamin memengaruhi kejadian kanker di berbagai populasi.

Bagaimana Kelebihan Vitamin Menjadi Pemicu Sel Abnormal

Seiring bertambahnya bukti, komunitas ilmiah semakin menyadari bahwa suplemen, terutama dalam dosis tinggi, memerlukan pertimbangan yang cermat, alih-alih hanya digunakan sesekali. Ketika vitamin beredar secara berlebihan, tubuh dapat kesulitan untuk membersihkannya, menyebabkan penumpukan yang dapat memicu stres biokimia.

Banyak orang mengonsumsi vitamin jauh melebihi dosis yang direkomendasikan meskipun tidak ada manfaat yang terbukti. Kelebihan vitamin tetap berada dalam aliran darah ketika tubuh tidak dapat membersihkannya secara efisien. 

Nutrisi yang beredar berlebih dapat beralih dari perilaku antioksidan menjadi pro-oksidatif. Aktivitas pro-oksidatif menyebabkan pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak DNA. DNA yang rusak meningkatkan kemungkinan pertumbuhan sel abnormal, yang merupakan faktor risiko kanker yang diketahui.

Di beberapa negara, lebih dari separuh orang dewasa melaporkan mengonsumsi setidaknya satu suplemen setiap hari. Gagasan bahwa vitamin dapat meningkatkan risiko kanker tampaknya kontradiktif, terutama karena banyak nutrisi mendukung kekebalan dan perbaikan sel. Namun, efek biologis bergantung pada dosis, artinya apa yang membantu pada tingkat sedang dapat berperilaku berbeda pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Setelah nutrisi terakumulasi dalam aliran darah, mereka berinteraksi dengan lebih banyak jaringan. Konsentrasi tinggi dapat mengganggu jalur pensinyalan yang mengendalikan pembelahan dan perbaikan sel. 

Jalur yang terganggu dapat mendorong respons abnormal terhadap sinyal pertumbuhan. Individu dengan faktor risiko, seperti merokok, peradangan kronis, atau paparan karsinogen, mungkin lebih rentan. Beberapa mikronutrien yang mendukung metabolisme energi dapat secara tidak sengaja membantu sel prakanker memperbaiki diri lebih cepat. Studi eksperimental menunjukkan sel kanker tertentu tumbuh lebih baik ketika terpapar mikronutrien yang melimpah.

Perbedaan Antara Nutrisi Alami dan Suplemen Sintetis

Faktor penting lainnya adalah perbedaan antara nutrisi dari makanan utuh dan nutrisi dari suplemen sintetis. Meskipun suplemen menyediakan nutrisi terkonsentrasi, cara kerjanya di dalam tubuh tidak sama seperti makanan. Makanan utuh dikemas dengan serat, fitokimia, dan senyawa alami yang mengatur penyerapan dan penggunaan nutrisi. Nutrisi dari makanan utuh bekerja dalam matriks seimbang yang tidak dapat ditiru oleh suplemen.

Terkini