Sanitasi adalah: Jenis, Manfaat, dan Contoh Penerapannya

Bru
Kamis, 10 Juli 2025 | 08:45:41 WIB
sanitasi adalah

Sanitasi adalah upaya penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meskipun penerapannya tidak selalu mudah dilakukan. 

Hal ini disebabkan oleh berbagai tantangan yang berpotensi merusak keseimbangan lingkungan, baik dari aspek manusia maupun alam.

Menjaga keseimbangan tersebut memungkinkan kita menikmati lingkungan yang terawat, di mana unsur hidup dan tidak hidup yang ada di dalamnya tetap terjaga keberlanjutannya. 

Kondisi seperti ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, memperbaiki mutu hidup, serta memberi dampak positif bagi generasi mendatang.

Salah satu langkah nyata yang bisa kita lakukan untuk mendukung terwujudnya lingkungan sehat adalah melalui kegiatan pembersihan dan pengelolaan lingkungan yang baik. 

Dalam hal ini, sanitasi adalah tindakan strategis yang memberi banyak manfaat bagi kesehatan, kenyamanan, dan keberlangsungan hidup masyarakat.

Sanitasi adalah

Secara garis besar, sanitasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menekan kemungkinan terkena penyakit akibat kondisi lingkungan yang tidak bersih. 

Dalam pelaksanaannya, diperlukan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menghindari paparan zat-zat kotor yang dapat membahayakan kesehatan.

Menurut pandangan Sri Rejeki dan Gunadi Dwi Hantoro dalam bukunya, organisasi kesehatan internasional menyatakan bahwa sanitasi mencakup segala upaya pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan fisik yang berpotensi memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia, baik dari sisi jasmani maupun psikologis.

Sementara itu, Azwar memaknai sanitasi sebagai bentuk perlindungan kesehatan masyarakat, dengan fokus utama pada pemantauan berbagai unsur lingkungan yang memiliki kemungkinan memengaruhi kondisi kesehatan manusia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia juga menyebutkan bahwa sanitasi merujuk pada segala upaya untuk menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan, khususnya dalam konteks kesehatan masyarakat.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan sanitasi akan membantu menciptakan lingkungan yang bebas dari ancaman penyakit, sehingga mendukung terciptanya kehidupan yang lebih sehat dan aman.

Jenis-jenis Sanitasi

Kebersihan Air

Jenis ini mencakup segala bentuk pemeliharaan terhadap kualitas air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk kebutuhan minum, mandi, serta aktivitas rumah tangga lainnya. 

Menjaga air tetap bersih merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran penyakit.

Pengelolaan Sampah

Upaya ini dilakukan dengan cara memilah sampah berdasarkan kemampuannya untuk terurai. 

Sampah yang mudah hancur seperti sisa makanan termasuk kategori organik, sedangkan sampah seperti plastik atau logam tergolong sebagai bahan yang sulit terurai atau anorganik. Pemisahan ini penting agar pengolahan sampah menjadi lebih efektif.

Kebersihan Makanan

Menjaga makanan tetap higienis dilakukan dengan menempatkannya di tempat yang bersih dan aman dari ancaman bakteri maupun zat kimia berbahaya. Hal ini sangat penting guna mencegah kontaminasi yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Kebutuhan Dasar

Jenis ini mengacu pada standar minimal yang diperlukan untuk menjaga kebersihan lingkungan keluarga. 

Kebutuhan tersebut mencakup ketersediaan air layak konsumsi, tempat mandi dan mencuci yang layak, pengelolaan sampah rumah tangga, serta sistem pembuangan air limbah yang tepat.

Lingkungan Sehat

Usaha ini difokuskan pada pengendalian elemen-elemen lingkungan fisik yang memiliki potensi membahayakan kesehatan manusia atau merusak ekosistem. 

Pelaksanaannya dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti sistem pembuangan limbah, penyediaan air yang bersih, serta pengaturan pemukiman yang rapi dan tertata.

Berbasis Wadah

Merupakan sistem yang memanfaatkan kontainer khusus untuk menampung limbah buangan manusia sehari-hari. 

Wadah tersebut umumnya dilengkapi dengan penutup dan dapat dilepas agar memudahkan proses pengangkutan ke tempat pengolahan. 

Sistem ini sering kali diterapkan melalui penggunaan toilet portabel dan umumnya ditanggung langsung oleh penggunanya.

Jika dijalankan secara benar, pendekatan berbasis wadah menjadi solusi praktis dan efisien untuk pengelolaan limbah, terutama di lingkungan dengan penghasilan rendah. 

Selain lebih hemat biaya, metode ini juga bisa mengurangi risiko pencemaran jika dibandingkan dengan sistem saluran pembuangan konvensional.

Sanitasi Berbasis Masyarakat

Pendekatan yang melibatkan keterlibatan aktif masyarakat dalam merubah kebiasaan buang air besar di sembarang tempat dikenal sebagai metode partisipatif yang berfokus pada edukasi dan pembentukan kebiasaan baru. 

Tujuan utamanya adalah menciptakan kesadaran kolektif, terutama di kawasan perkotaan, untuk membentuk perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. 

Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada transformasi perilaku ketimbang pada pembangunan fasilitas fisik.

1. Sistem Ekologis

Metode ini dirancang untuk memanfaatkan limbah manusia dengan cara mengolahnya menjadi sumber energi baru melalui bantuan teknologi tertentu. 

Hasil dari proses ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti kegiatan pertanian, konservasi air, maupun mencegah pencemaran lingkungan, khususnya air. 

Beberapa teknologi yang bisa diterapkan dalam sistem ini meliputi penggunaan bakteri pengurai atau proses fermentasi anaerobik guna menghasilkan energi dalam bentuk biogas.

2. Pendekatan Darurat

Jenis ini diterapkan dalam kondisi darurat, terutama saat terjadi bencana alam atau di area pengungsian. Umumnya pendekatan ini dibagi dalam tiga tahap pelaksanaan, yaitu:

  • Tahap Awal

Fokus utama pada fase ini adalah memberikan solusi cepat untuk pengelolaan tinja, penggunaan jamban sederhana, atau pemakaian toilet berbentuk ember.

  • Tahap Menengah

Pada fase ini, teknologi yang lebih canggih mulai dimanfaatkan seperti toilet kering, sistem septik sederhana, atau pengelolaan air limbah secara lokal. Fasilitas cuci tangan dan sistem pengumpulan tinja juga mulai tersedia.

  • Tahap Lanjutan

Tahapan ini melibatkan proses pemulihan menyeluruh dan pembangunan kembali fasilitas yang lebih permanen dengan tujuan menjaga kondisi kehidupan yang sehat bagi penduduk yang terdampak bencana.

3. Sistem Tanpa Air

Metode ini dikenal dengan penggunaan toilet kering yang tidak membutuhkan sistem pembuangan cairan. 

Meskipun belum banyak digunakan secara luas, sistem ini bisa menjadi solusi di daerah yang kekurangan infrastruktur air bersih atau tidak memiliki jaringan sanitasi yang memadai.

Manfaat Sanitasi

Menjaga kebersihan lingkungan melalui sistem pengelolaan yang tepat bukanlah hal sepele, karena peranannya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. 

Ketika diterapkan dengan baik, sistem ini mampu memberikan berbagai keuntungan yang berdampak besar, antara lain:

  • Mewujudkan tempat tinggal yang lebih bersih, sehat, dan nyaman, sehingga membantu melindungi kita dari risiko tertular penyakit berbahaya yang dapat menyebar dengan cepat.
  • Menurunkan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi yang dapat memengaruhi kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
  • Meningkatkan kualitas air tanah agar lebih aman dan layak digunakan untuk berbagai kebutuhan harian.

Contoh Penerapan Sanitasi dalam Berbagai Bidang

1. Bidang Kesehatan

Pengelolaan kebersihan di sektor kesehatan mencakup berbagai aspek, baik dalam bentuk fasilitas maupun aktivitas yang dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit, puskesmas, dan institusi kesehatan lainnya.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mendukung kebersihan di sektor ini meliputi:

a. Perawatan Sarana

Sarana dan prasarana yang terjaga kebersihannya menjadi elemen penting dalam menunjang efektivitas kegiatan kesehatan. Ketika fasilitas terpelihara dengan baik, kegiatan yang berlangsung di dalamnya akan berjalan lebih lancar dan aman. 

Kondisi ini juga turut melindungi para tenaga kesehatan maupun pasien dari paparan penyakit yang dapat timbul akibat lingkungan yang tidak higienis.

Agar fasilitas tersebut tetap dalam kondisi baik, perlu dilakukan perawatan secara rutin dan berkesinambungan, mengingat sektor ini sangat rentan terhadap penularan infeksi jika kebersihan tidak dijaga secara optimal.

b. Kebersihan Alat Medis

Peralatan yang dipakai dalam layanan kesehatan harus selalu dalam kondisi higienis, mengingat penggunaannya sering kali melibatkan kontak langsung dengan pasien. 

Oleh karena itu, peralatan medis dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alat yang hanya digunakan sekali pakai dan alat yang bisa digunakan kembali.

Tujuan dari pembagian ini adalah untuk memastikan setiap alat bebas dari kontaminasi dan tidak menjadi media penyebaran penyakit dari satu pasien ke pasien lainnya.

2. Bidang Industri

Sanitasi di sektor industri mencakup berbagai elemen penting, mulai dari tempat produksi, hasil olahan, area kerja, hingga individu yang terlibat di dalamnya. 

Seluruh unsur tersebut harus diperhatikan agar tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan maupun manusia yang berada di sekitarnya. Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:

a. Perlindungan dan Kesehatan Pekerja

Aspek keselamatan kerja merupakan bagian vital dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan industri. 

Jika dijalankan dengan benar, penerapan keselamatan kerja dapat mencegah risiko kesehatan dan meningkatkan perlindungan bagi para pekerja. Pelaksanaannya tergantung pada jenis industri. 

Misalnya, pekerja lapangan diwajibkan mengenakan pelindung kepala dan tubuh seperti helm, sementara pekerja di dalam ruangan diharuskan memakai alat pelindung seperti jas khusus, masker, sarung tangan, atau pelindung lain yang sesuai.

b. Penanganan Limbah

Sisa produksi dalam bentuk limbah perlu dikelola dengan cermat agar tidak mencemari lingkungan. Limbah industri bisa berupa cairan, gas, maupun benda padat, dan masing-masing jenis harus dikelola dengan metode yang sesuai.

Untuk limbah gas dan cair, pengolahan awal seperti penyaringan sangat diperlukan sebelum dibuang agar tidak mencemari udara atau perairan. 

Sedangkan limbah padat, seperti plastik, logam, kertas, atau kaca, memerlukan proses pemilahan dan penanganan sesuai dengan karakteristiknya.

c. Kebersihan Fasilitas Sanitasi

Ketersediaan dan kondisi toilet dalam lingkungan industri juga berperan dalam menjaga kebersihan secara menyeluruh. 

Fasilitas ini harus dipelihara dengan baik karena sifatnya yang lembab bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan mikroorganisme lainnya.

Hal-hal teknis seperti sistem pembuangan air yang lancar dan tidak menyebabkan genangan harus menjadi perhatian utama dalam menjaga fasilitas toilet agar tetap higienis dan tidak membahayakan pengguna.

3. Lingkungan Tempat Tinggal

Menjaga kebersihan rumah mencakup area luar dan dalam bangunan tempat tinggal. Langkah ini sangat penting agar kesehatan penghuni rumah serta lingkungan sekitarnya tetap terlindungi dari potensi penyakit. 

Beberapa hal berikut termasuk upaya menjaga kebersihan di area rumah:

a. Pengaturan Saluran Pembuangan Air

Sistem pembuangan air di lingkungan rumah bertujuan untuk memastikan aliran air berjalan lancar dan tidak menimbulkan genangan. 

Genangan air yang tidak mengalir dengan baik bisa menjadi tempat berkembang biaknya serangga maupun hewan pembawa penyakit, seperti nyamuk atau kecoa.

Jika air yang tergenang dibiarkan, maka nyamuk akan meletakkan telurnya di sana, berkembang menjadi dewasa, dan berpotensi menyebarkan berbagai penyakit kepada penghuni rumah.

b. Pengelompokan Sampah Rumah Tangga

Limbah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari di rumah biasanya diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu organik dan anorganik. 

Sampah organik berasal dari sisa makanan atau bahan alami lainnya, sementara limbah anorganik berasal dari benda-benda yang tidak bisa terurai secara alami seperti plastik, botol, dan logam.

Pengelolaan limbah dimulai dengan pemisahan berdasarkan jenisnya. Setelah itu, sampah organik bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos, sedangkan sampah anorganik bisa dijadikan barang-barang berguna lainnya seperti wadah penyimpanan atau kerajinan tangan.

c. Penanganan Makanan dan Minuman

Aspek kebersihan rumah juga mencakup cara memperlakukan makanan dan minuman. Ini meliputi proses memilih bahan baku, mengolahnya, menyimpannya, hingga menyajikannya. 

Kualitas bahan makanan bisa dikenali dari tampilannya, misalnya sayuran yang segar dan tidak rusak. Tanggal kedaluwarsa juga harus diperhatikan.

Proses pengolahan pun harus mengikuti prosedur yang baik untuk menjaga kandungan gizi serta mencegah kontaminasi. Misalnya, makanan perlu dimasak sampai matang sempurna.

Sedangkan makanan yang tidak habis dalam satu kali makan harus disimpan dengan benar agar tidak cepat rusak atau menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme berbahaya.

Jika seluruh proses dari awal hingga penyajian dijalankan dengan cermat, maka kebersihan makanan dan minuman di rumah dapat terjaga dengan optimal.

d. Keamanan Area Memasak

Di dalam rumah, dapur adalah ruang yang memiliki potensi risiko cukup tinggi karena banyaknya alat-alat tajam dan benda yang menghasilkan panas. Oleh sebab itu, keselamatan di area ini sangat penting diperhatikan.

Salah satu upayanya adalah dengan menempatkan semua peralatan secara tertib dan aman. 

Sebagai contoh, pisau sebaiknya diletakkan dengan posisi mata pisau menghadap ke bawah atau dilengkapi pelindung, dan minyak panas ditempatkan di posisi yang tidak mudah terjangkau anak-anak atau terjatuh.

4. Fasilitas Pendidikan

Menjaga kebersihan di lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi mutu pendidikan. Ketika sarana kebersihan di sekolah ditingkatkan, maka kenyamanan dan kualitas proses belajar siswa pun akan ikut membaik.

Dalam dokumen resmi yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai pedoman pengembangan fasilitas kebersihan di tingkat sekolah dasar, dijelaskan bahwa akses terhadap air bersih, sarana kebersihan yang memadai, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat—seperti mencuci tangan dengan sabun—dapat mengurangi jumlah siswa yang tidak hadir antara 21 hingga 54 persen.

Selain itu, menyediakan air minum yang layak di sekolah juga berpengaruh positif terhadap tingkat konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran. 

Dengan begitu, keberadaan fasilitas kebersihan yang baik dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap peningkatan prestasi akademik.

Maka dari itu, sekolah perlu menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman, termasuk memastikan pengelolaan fasilitasnya dilakukan secara optimal untuk meminimalkan risiko gangguan kesehatan. Beberapa langkah yang bisa diterapkan antara lain:

a. Memastikan cahaya alami masuk dengan baik

Penerangan dari sinar matahari sangat penting untuk mendukung kesehatan ruangan. Kekurangan cahaya bisa mempercepat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi siswa maupun guru. 

Selain itu, ruangan yang gelap lebih disukai oleh nyamuk sebagai tempat beristirahat.

b. Ventilasi yang memenuhi syarat

Pertukaran udara yang lancar dibutuhkan untuk menjaga ruangan tetap segar dan tidak lembap. 

Ruangan yang tidak memiliki ventilasi memadai cenderung menjadi pengap dan lembap, kondisi ini mendukung berkembangnya berbagai mikroba penyebab penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, cacar air, hingga tuberkulosis.

c. Menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan

Kebiasaan mencuci tangan sangat penting dalam mencegah penyebaran penyakit, terutama dari tangan yang kotor. 

Sekolah sebaiknya menyediakan tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun. Hal ini terbukti dapat mengurangi risiko diare hingga 30 persen.

Selain itu, keberadaan fasilitas ini juga mendorong pembiasaan perilaku sehat bagi para siswa, seperti mencuci tangan sebelum makan dan sesudah menggunakan toilet. 

Berdasarkan ketentuan dari instansi kesehatan, idealnya satu wastafel disediakan untuk setiap dua ruang kelas.

d. Menjamin ketersediaan air bersih

Kualitas dan jumlah air yang tersedia di sekolah harus memenuhi standar kebersihan. Air yang tidak layak dapat menjadi media penyebaran berbagai penyakit seperti hepatitis, kolera, infeksi kulit, serta gangguan kesehatan lainnya. 

Oleh karena itu, pasokan air bersih harus menjadi prioritas.

e. Menyediakan kamar mandi dan toilet yang sesuai ketentuan

Area kamar mandi di sekolah harus selalu dalam kondisi bersih dan memenuhi standar pencahayaan agar tidak menjadi sarang nyamuk. 

Kotoran manusia seperti tinja dan urine dapat membawa berbagai sumber penyakit, seperti infeksi saluran pencernaan atau cacingan.

Maka dari itu, sekolah perlu memiliki jumlah toilet yang sesuai dengan kebutuhan jumlah siswa. Standarnya adalah satu toilet untuk setiap 25 murid perempuan dan satu toilet untuk setiap 40 murid laki-laki. 

Sebagai contoh, jika terdapat 100 siswi dan 100 siswa, maka dibutuhkan minimal 5 toilet perempuan dan 3 toilet laki-laki.

Sebagai penutup, sanitasi adalah langkah penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, sehingga kualitas hidup manusia dapat terus meningkat secara menyeluruh.

Terkini