Baterai EV Makin Diburu, Produsen Genjot Produksi dengan Bangun Pabrik Sendiri

Selasa, 12 November 2024 | 16:25:45 WIB
Electricity Connect 2024

Jakarta – Sejumlah produsen electric vehicle (EV) mulai gencar membangun sendiri pabrik baterainya di Indonesia menyusul data permintaan yang makin melonjak.

Merujuk data International Energy Agency (IEA), permintaan baterai untuk kendaraan listrik meningkat sepuluh kali lipat dalam satu dekade sebagai komitmen Net Zero Emission (NZE) 2060.

Wuling, misalnya, mengungkap rencana produksi baterai EV di Indonesia pada akhir 2024. Marketing Operation Director Wuling Motors, Liu Yan, dalam siaran pers resmi perusahaan menyebut, baterai tersebut akan diberi nama MAGIC.

Liu Yan menjelaskan, baterai MAGIC ini merupakan singkatan dari ‘M’, yang berarti Multifunction Unitize Structure Technology; ‘A’ adalah Advanced Cell Safety; 'G' merupakan Greater Performance, ‘I’ mewakili Intelligent Management; dan ‘C’ 'bermakna Combustion Free.

Baterai tersebut mengintegrasikan bagian struktur, panel samping, dan lapisan pendingin, sehingga diklaim akan sangat ringan dan berdaya tahan tinggi. "Langkah ini adalah bentuk komitmen Wuling dalam berpartisipasi membangun ekosistem EV di Indonesia," kata Liu Yan dalam keterangan resmi yang dikutip pada Selasa (12/11).

Baterai MAGIC, lanjutnya, menggunakan sel-sel baterai canggih karena adanya peningkatan struktur di dalam sel baterai, termasuk juga lapisan keramik sebagai konduktor panas yang rendah.

Di samping itu, sel baterai yang digunakan sudah lolos serangkaian pengujian. Hasilnya, sel baterai tetap berfungsi secara normal jika terjadi tabrakan dan tak ada penutup (case) yang meledak atau terbakar dengan sendiri.

Sementara itu, ALVA, yang memproduksi sepeda motor listrik Alva One, sudah memiliki pabrik baterai EV sendiri. Dalam Laporan Tahunan 2023, Indika Energy, yang merupakan induk dari ALVA, telah membentuk dua perusahaan produsen baterai.

Pertama, PT Industri Baterai Nusantara (IBN), yang didirikan pada 22 September 2023 yang melakukan kegiatan usaha pembuatan pabrik kendaraan bermotor, jasa konsultasi manajemen, dan perdagangan besar mobil dan suku cadang mobil. Lalu pabrik kedua, PT Manufaktur Teknologi Baterai (MTB) yang didirikan pada 25 September 2023.

MTB sendiri rencananya bakal melakukan kegiatan usaha industri baterai untuk kendaraan bermotor listrik. Ini mencakup usaha pembuatan segala macam baterai untuk kendaraan bermotor listrik.

Strategi pabrikan untuk memproduksi sendiri baterai EV sejalan dengan sejumlah data peningkatan permintaan EV di masa mendatang. Mengutip dokumen Skenario Kebijakan yang Ditetapkan (Stated Policies Scenario/STEPS), permintaan baterai EV tumbuh 4,5 kali lipat pada 2030 dan hampir tujuh kali lipat pada tahun 2035 dibandingkan dengan 2023.

Sementara itu, dokumen Skenario yang Dijanjikan (Announced Pledges Scenario/APS) dan Emisi Nol Bersih (Net Zero Emission/NZE), IEA memprediksi permintaan terhadap baterai EV jauh lebih tinggi. Rinciannya masing-masing naik lima dan tujuh kali lipat pada 2030, serta sembilan dan 12 kali lipat pada 2035. IEA pun menyebut permintaan baterai di luar pasar utama saat ini akan meningkat.

Dalam skenario STEPS, China, Eropa, dan Amerika Serikat bakal menguasai hampir 85 persen pangsa pasar pada 2030 dan lebih dari 80 persen pada 2035.

Dalam skenario APS, hampir 25 persen permintaan baterai EV datang dari luar pasar utama saat ini pada 2030. Ini terutama akibat permintaan yang lebih besar di India, Asia Tenggara, Amerika Selatan, Meksiko, dan Jepang. Dalam skenario APS pada 2035, pangsa ini meningkat menjadi 30 persen.

Tingginya potensi permintaan baterai EV yang merupakan efek domino dari meningkatnya permintaan kendaraan listrik juga dibaca oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero). Berkolaborasi dengan Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI), PLN akan menggelar event Electricity Connect 2024 pada 20-22 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Ajang ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi global untuk transisi energi di Indonesia, khususnya dalam mendukung net zero emission pada 2060. Bertema 'Go Beyond Power Energizing The Future', event ini rencananya bakal dihadiri lebih dari 500 exhibitor dan 15.000 pengunjung dari berbagai profesi bidang ketenagalistrikan.

Forum ini pun diharapkan jadi ajang bertukar wawasan tentang teknologi energi bersih, smart grid, dan target NZE dalam rangka mendukung upaya Indonesia menuju ketahanan energi dan integrasi ASEAN.

Terkini