Dalam pengelolaan keuangan bisnis, ada satu kunci penting yang harus diperhatikan pebisnis yaitu biaya variabel. Biaya variabel adalah komponen biaya yang berubah-ubah sesuai dengan tingkat produksi atau penjualan suatu perusahaan.
Artikel berikut ini mengulas mengenai biaya variabel, jenis-jenisnya, hingga cara menghitungnya.
Biaya Variabel Adalah
Biaya variabel adalah pengeluaran yang berubah sebanding dengan jumlah produksi atau penjualan suatu perusahaan. Biaya variabel akan meningkat seiring bertambahnya volume produksi atau penjualan dan menurun jika produksi atau penjualan berkurang. Contoh dari biaya variabel termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya pengiriman produk.
- Baca Juga Cara Cek Umur HP Samsung Terbaru
Misalnya, pada perusahaan manufaktur, biaya bahan baku dan pengemasan adalah contoh biaya variabel, sedangkan untuk perusahaan ritel, biaya transaksi kartu kredit atau biaya pengiriman barang juga termasuk dalam kategori ini. Biaya variabel berbeda dengan biaya tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi.
Memahami Biaya Variabel
Setiap bisnis memiliki dua jenis biaya utama: biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel tergantung pada jumlah output produksi atau penjualan. Semakin banyak produk yang diproduksi, semakin tinggi pula biaya variabel yang dikeluarkan, dan sebaliknya, semakin sedikit produk yang dihasilkan, semakin rendah biaya variabel yang diperlukan.
Formula umum untuk menghitung total biaya variabel adalah:
Total Biaya Variabel = Jumlah Total Output X Biaya Variabel per Unit
Biaya variabel per unit dapat berbeda tergantung pada jenis biaya variabel yang terlibat. Beberapa contoh biaya variabel meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, komisi penjualan, utilitas, dan biaya pengiriman.
Jenis Biaya Variabel
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah barang langsung yang dibeli dan digunakan untuk memproduksi produk akhir. Jumlah biaya bahan baku akan tergantung pada jumlah unit yang diproduksi. Jika perusahaan tidak memproduksi barang, maka biaya bahan baku tidak akan ada.
2. Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung juga berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Semakin banyak produk yang diproduksi, semakin tinggi biaya tenaga kerja. Namun, untuk posisi tertentu yang digaji tetap, biaya ini mungkin tidak terpengaruh meskipun jumlah produksi berubah.
3. Komisi Penjualan
Komisi biasanya merupakan persentase dari hasil penjualan yang diberikan kepada tenaga penjual. Jika tidak ada penjualan, tidak ada komisi yang harus dibayarkan.
4. Utilitas
Konsumsi listrik dan energi lain selama proses produksi juga merupakan biaya variabel. Semakin besar produksi, semakin tinggi biaya utilitas.
5. Pengiriman
Biaya pengiriman produk tergantung pada jumlah unit yang dikirim. Semakin banyak produk yang dikirim, semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan.
Pentingnya Analisis Biaya Variabel
Analisis biaya variabel penting untuk beberapa alasan berikut:
1. Menentukan Harga Jual
Dengan menganalisis biaya variabel, perusahaan dapat menetapkan harga jual produk untuk menutupi biaya produksi dan menghasilkan keuntungan.
2. Perencanaan dan Penganggaran
Biaya variabel mempengaruhi perencanaan perusahaan, terutama jika mereka berencana meningkatkan output di masa mendatang. Misalnya, jika sebuah perusahaan ingin menggandakan produksinya, mereka harus menyadari bahwa biaya variabel juga akan meningkat seiring dengan pertambahan produksi.
3. Menghitung Break Even Point
Perusahaan menggunakan biaya variabel untuk menentukan break-even point, yaitu ketika total pendapatan sama dengan total biaya sehingga tidak ada untung atau rugi.
4. Menentukan Margin dan Laba Bersih
Dengan menggabungkan biaya variabel dan tetap, perusahaan dapat menghitung margin kontribusi dan laba bersih, yang pada akhirnya menentukan seberapa menguntungkan perusahaan tersebut.
5. Pengaruh Struktur Biaya Perusahaan
Penggunaan biaya variabel memberikan fleksibilitas lebih bagi perusahaan dalam menghadapi fluktuasi permintaan. Biaya tetap lebih berisiko, sedangkan biaya variabel lebih aman karena hanya terjadi saat produksi berlangsung.
Perbedaan Antara Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi atau penjualan, seperti sewa bangunan, gaji pegawai tetap, dan asuransi. Biaya tetap harus dibayar terlepas dari apakah perusahaan menghasilkan produk atau tidak. Di sisi lain, biaya variabel hanya terjadi jika ada produksi atau penjualan.
Selain itu, ada juga biaya semi-variabel, yang memiliki komponen tetap dan komponen variabel. Misalnya, biaya utilitas mungkin memiliki biaya dasar tetap, tetapi meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan energi selama proses produksi.
Analisis Contoh Biaya Variabel
Misalkan sebuah toko roti memerlukan biaya bahan baku seperti tepung dan gula sebesar Rp 75.000 untuk membuat 10 kue, serta tenaga kerja langsung sebesar Rp 50.000. Biaya variabel total untuk 10 kue tersebut adalah Rp 125.000. Jika toko roti ini menghasilkan lebih banyak kue, biaya variabel mereka juga akan meningkat.
Sebagai contoh:
Total Biaya Variabel = 10 X Rp 12.500 = Rp 125.000
Biaya variabel adalah elemen penting dalam strategi pengelolaan biaya bisnis. Karena, biaya ini sangat mempengaruhi harga jual, titik impas, dan potensi keuntungan. Analisis biaya variabel memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan strategis yang lebih baik, terutama dalam merencanakan pertumbuhan atau efisiensi operasional.
Dengan memahami bagaimana biaya variabel bekerja dan bagaimana biaya ini dapat dikelola, perusahaan dapat meningkatkan margin keuntungan mereka, sekaligus mengurangi potensi kerugian.