PLN Indonesia Power Bersama PGE Optimalkan Energi Panas Bumi untuk Masa Depan Hijau

Jumat, 25 Oktober 2024 | 21:14:07 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) bekerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam upaya memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan guna mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy. Momen penting tersebut dilaksanakan dalam acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Penandatanganan ini disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia, sebagai salah satu pemilik potensi panas bumi terbesar di dunia, memiliki sekitar 40 persen dari total potensi global, atau diperkirakan mencapai 24 ribu MW. Oleh karena itu, energi panas bumi harus terus dikembangkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan listrik yang rendah emisi dan mendukung ekonomi hijau.

"Negara kita Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian penting dari upaya global dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi menuju energi hijau. Komitmen ini sudah sering saya sampaikan di berbagai kesempatan," ungkap Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa kapasitas listrik Indonesia saat ini mencapai 93 GW, di mana sekitar 13,7 GW atau 15 persen berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Panas bumi menjadi salah satu komponen penting dalam peningkatan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Saat ini, kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW, menjadikan Indonesia peringkat kedua terbesar di dunia, dengan pertumbuhan dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir," ujarnya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa pembangkit panas bumi menjadi tulang punggung dalam pengembangan EBT. Oleh sebab itu, PLN Indonesia Power terus melakukan terobosan dengan bekerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy.

"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memastikan potensi panas bumi di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Edwin.

Menurut Edwin, kerja sama antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik PGE dengan total potensi mencapai 230 MW. Proyek ini meliputi PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini dirancang untuk mempercepat transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional, termasuk pencapaian National Determined Contribution (NDC) dan target Net Zero Emission," tambah Edwin.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Jufli Hadi, menekankan bahwa kerja sama ini merupakan bukti nyata dari kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Kerja sama antara PGE dan PLN IP ini adalah langkah penting untuk memajukan energi hijau yang berkelanjutan, memberikan manfaat besar bagi Indonesia dan dunia," jelas Jufli.

Terkini