PLN Indonesia Power Kolaborasi dengan PGE untuk Optimalisasi Energi Geothermal di Indonesia

Senin, 21 Oktober 2024 | 17:54:47 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) bersama Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW. Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan Konsorsium antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy. Momen bersejarah ini berlangsung di acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, serta Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 40 persen dari total potensi global dengan estimasi sekitar 24 ribu Mega Watt. Oleh karena itu, energi panas bumi perlu terus dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan listrik secara optimal, dengan rendah emisi, serta mendukung ekonomi hijau.

"Negara kita Indonesia juga berkomitmen menjadi bagian penting dari langkah-langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi ke energi hijau. Ini adalah komitmen yang selalu saya sampaikan," ujar Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa saat ini Indonesia memiliki kapasitas listrik sebesar 93 Giga Watt atau setara dengan 93 ribu MW, di mana 13,7 GW atau 15 persen di antaranya berasal dari energi baru terbarukan. Energi panas bumi dapat menjadi instrumen penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Saat ini kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW, menjadikannya sebagai yang terbesar kedua di dunia. Pertumbuhannya selama 10 tahun terakhir telah meningkat dua kali lipat," jelasnya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan bahwa dengan fakta tersebut, pembangkit panas bumi menjadi andalan dalam pengembangan EBT. Oleh karena itu, PLN Indonesia Power melakukan terobosan dengan menggandeng Pertamina Geothermal Energy.

"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis agar potensi panas bumi di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal," ungkap Edwin.

Kerja sama antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di lokasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Pertamina Geothermal Energy dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Adapun yang akan dikembangkan dalam kerja sama ini adalah PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional dalam mencapai National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission," tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Jufli Hadi menambahkan bahwa kerja sama PGE dan PLN IP merupakan bentuk nyata kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama antara PGE dan PLN IP adalah salah satu dari banyak langkah yang perlu kita ambil demi kemajuan energi hijau yang akan memberi manfaat besar dan berkelanjutan, tidak hanya bagi kedua perusahaan tetapi juga untuk Indonesia dan dunia," kata Jufli.

Terkini