PLN Indonesia Power dan PGE Bersama Wujudkan Pemanfaatan Panas Bumi yang Lebih Efisien

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 15:19:15 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) bekerja sama dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Ulubelu Binary Unit dengan kapasitas 30 MW dan Lahendong Binary Unit berkapasitas 15 MW. Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) guna mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Kerja sama strategis ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy dalam acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10, yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Peristiwa tersebut disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, serta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia, yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia dengan perkiraan mencapai 24 ribu MW, perlu terus mengembangkan energi ini untuk memenuhi kebutuhan listrik yang ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap terciptanya ekonomi hijau.

"Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian penting dari upaya global dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan mendorong transisi ke energi terbarukan," ujar Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas listrik sebesar 93 GW, dengan 13,7 GW atau 15 persen di antaranya berasal dari energi baru terbarukan. Energi panas bumi menjadi salah satu instrumen penting dalam meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Saat ini, kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW, menjadikannya yang terbesar kedua di dunia. Pertumbuhan dalam 10 tahun terakhir juga telah mencapai dua kali lipat," jelasnya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pengembangan pembangkit panas bumi merupakan langkah strategis dalam pemanfaatan energi terbarukan. Karena itu, PLN Indonesia Power bermitra dengan Pertamina Geothermal Energy untuk mengoptimalkan potensi panas bumi di Tanah Air.

"Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Edwin.

Edwin juga menyampaikan bahwa kerja sama ini mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE, dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Proyek yang akan dikembangkan mencakup PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini sejalan dengan percepatan transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional, termasuk pencapaian National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission," tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Jufli Hadi, menekankan bahwa kolaborasi antara PGE dan PLN IP merupakan wujud nyata kerja sama untuk mengembangkan energi panas bumi di Indonesia.

"Kolaborasi adalah kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan energi panas bumi. Kerja sama antara PGE dan PLN IP adalah salah satu langkah penting untuk mewujudkan energi hijau yang berkelanjutan, tidak hanya untuk kedua perusahaan, tetapi juga untuk Indonesia dan dunia," tutup Jufli.

Terkini