Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa transisi energi bukan sekadar program, melainkan merupakan komitmen berkelanjutan dari perusahaan. Berbagai langkah korporasi telah diambil untuk mengurangi emisi karbon dari sektor kelistrikan.
“Bagi kami, pengembangan transisi energi adalah komitmen yang berkelanjutan. Penghargaan ini menunjukkan keseriusan kami dalam mengelola energi sesuai standar ISO:50001,” ujar Edwin.
Edwin menambahkan bahwa untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon, PLN IP menerapkan dedieselisasi, seperti yang dilakukan di Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali dengan PLTS Hybrid Nusa Penida.
“Di Nusa Penida, dengan beban puncak mencapai 11,3 MW, kami menerapkan dedieselisasi melalui PLTS Hybrid Nusa Penida berkapasitas 3,5 MW yang dilengkapi dengan Battery Energy Storage System sebesar 3 MWh. Ini dapat memberikan kontribusi sebesar 31 persen pada saat beban puncak, dengan listrik yang dihasilkan lebih bersih,” jelasnya.
Dalam upaya menurunkan emisi karbon, PLN Indonesia Power juga menerapkan program cofiring, yang memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi utama. Ini merupakan langkah inovatif untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Program cofiring ini merupakan salah satu terobosan kami dalam mempercepat transisi energi, meningkatkan proporsi Energi Baru Terbarukan (EBT), dan mengurangi emisi karbon dari sektor kelistrikan,” tambah Edwin.
Pengakuan terhadap upaya PLN Indonesia Power dalam akselerasi transisi energi juga terlihat dari penghargaan yang diraih di tingkat internasional. Pada ajang ASEAN Energy Awards (AEA) 2024, yang diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy di Vientiane, Laos, PLN IP berhasil meraih dua penghargaan.
PLN IP UBP Bali dinobatkan sebagai pemenang dalam kategori Proyek Energi Terbarukan Lokal ASEAN berkat inovasi berjudul "PLN IP UBP Bali’s Solar Hybrid Power Plant Transition to Dedieselization in Nusa Penida Island." Sementara itu, PLN IP UBP Priok meraih posisi 2nd Runner Up dalam kategori Manajemen Energi di Bangunan dan Industri untuk kategori Industri Besar pada ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practice Awards 2024.
Menteri Energi & Pertambangan Laos, Phosay Sayasone, menyampaikan bahwa ajang ini merupakan bentuk apresiasi bagi perusahaan-perusahaan yang berkontribusi terhadap pengembangan energi di kawasan ASEAN.
“Malam ini, kami mengadakan penganugerahan AEA 2024 sebagai bentuk penghargaan bagi perusahaan yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam pengelolaan energi. Terima kasih atas dedikasi dan kolaborasi selama penyelenggaraan AMEM,” ungkap Phosay.
Dalam acara tersebut, hadir pula Sekretaris Perusahaan PLN IP, Agung Siswanto, bersama para inovator dari PLN IP UBP Bali dan PLN IP UBP Priok untuk menerima penghargaan dari Menteri Energi & Pertambangan Laos serta sejumlah perwakilan Menteri Energi ASEAN.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai PLN Indonesia Power, kunjungi www.plnindonesiapower.co.id.