PLN Indonesia Power: Komitmen Mendukung Target NDC melalui Carbon Trading

Rabu, 15 Mei 2024 | 17:24:45 WIB

JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) berkomitmen mendukung Pemerintah dalam mengurangi emisi dan mempercepat transisi energi melalui perdagangan karbon. Mereka menargetkan penjualan dua kali lipat dalam beberapa tahun ke depan dibandingkan tahun 2023.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa perdagangan karbon adalah inovasi bisnis PLN yang dapat mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. PLN IP telah memulai langkah ini dengan mendapatkan verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) terakreditasi Sucofindo untuk beberapa unit pembangkit PLN IP.

"Perdagangan karbon adalah pengembangan bisnis di luar produksi KWh yang juga mampu menekan emisi karbon," ujar Edwin.

Sepanjang tahun 2023, PLN Indonesia Power telah mencapai perdagangan karbon sebesar 2.428.203 ton CO2 dan berencana menggandakan jumlah ini di tahun-tahun mendatang.

"Target perdagangan karbon pada tahun-tahun mendatang adalah dua kali lipat dari tahun 2023," tambah Edwin.

Unit pembangkit PLN Indonesia Power yang berkontribusi pada perdagangan karbon di tahun 2023 meliputi 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yaitu PLTU Suralaya, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Adipala, PLTU Ombilin, PLTU Labuan, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Labuan Angin, dan PLTU Teluk Sirih.

"PLTU Suralaya menyumbang penurunan karbon terbesar, yaitu sekitar 1,5 juta ton CO2," jelasnya.

Edwin menambahkan, pencapaian dan target perdagangan karbon PLN IP ini bertujuan membantu Pemerintah mencapai Target Kontribusi Nasional (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions pada tahun 2060.

"Dengan pelaksanaan perdagangan karbon oleh PLN Indonesia Power, kami berkontribusi dalam menekan laju perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, sejalan dengan berbagai upaya pemerintah," tutup Edwin.

PLN Indonesia Power juga terus berupaya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara nasional melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan membuka peluang kerjasama dalam perdagangan karbon.

Terkini