Cofiring: Solusi PLN IP untuk Mendukung Transisi Energi dan Menurunkan Emisi Karbon

Sabtu, 18 Mei 2024 | 14:38:41 WIB

JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) berhasil mengurangi 555.339 ton emisi karbon (CO2) pada tahun 2023 dengan mengadopsi penggunaan biomassa sebagai pengganti batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Capaian ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung peralihan energi.

Menurut Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, perusahaan berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 555.339 ton CO2 dengan menerapkan teknologi cofiring di 18 PLTU, menggunakan 478.741 ton biomassa dan menghasilkan energi bersih sebesar 509,54 GWH.

"Selama tahun 2023, PLN Indonesia Power berhasil mengurangi emisi karbon dengan meningkatkan penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara," kata Edwin.

Beberapa PLTU yang telah menerapkan cofiring hingga tahun 2023 termasuk PLTU Suralaya 1-4, Sanggau, Jeranjang, Suralaya 5-7, Lontar, Labuan, Pelabuhan Ratu, Adipala, Suralaya 8, Asam-asam, Sintang, Barru, Berau, Pangkalan Susu, Holtekamp, Bengkayang, Labuan Angin, dan PLTU Ombilin.

Edwin juga menyatakan bahwa cofiring adalah kontribusi nyata dari korporasi untuk mendukung PLN dalam memimpin transisi energi di Indonesia dan mencapai target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.

"Program cofiring menggunakan biomassa adalah langkah konkret PLN IP dalam mendukung transisi energi di PLN Group, serta membantu pemerintah mencapai target EBT dalam bauran energi nasional," ujarnya.

Edwin menambahkan bahwa program cofiring, yang melibatkan berbagai jenis bahan baku seperti serbuk gergaji, cangkang sawit, kepingan kayu, sampah, dan limbah uang kertas, tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga berdampak positif pada perekonomian. Dengan melibatkan masyarakat dalam penyediaan bahan baku biomassa, program ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.

"Dalam memastikan pasokan biomassa, PLN IP bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat setempat, sehingga mendukung visi Indonesia yang bersih, mandiri dalam energi, serta meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)," tambah Edwin.

Menurut Edwin, keberhasilan program cofiring ini hanyalah awal dari upaya PLN Indonesia Power dalam menerapkan transisi energi. Di masa depan, PLN akan terus berusaha mempercepat transisi energi di Indonesia.

"Kami tengah merancang berbagai program pengembangan EBT di sektor kelistrikan untuk mewujudkan transisi energi sesuai dengan target dan menjadikan PLN sebagai pemimpin dalam transisi energi," katanya.

Halaman :

Terkini