PLN IP dan Inovasi Energi Terbarukan di Bali

Rabu, 15 Mei 2024 | 12:29:49 WIB

JAKARTA - Sebagai bagian dari upaya mempercepat transisi energi di Indonesia, PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan menambah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Nusa Penida. Langkah ini tidak hanya mendukung pariwisata Bali dengan energi bersih, tetapi juga membantu mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dan memastikan proses bisnis selaras dengan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).

Di Pulau Nusa Penida, Bali, sudah ada PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MWac. Rencana jangka menengah akan menambah pembangkit hijau sebesar 14,5 MW yang mencakup PLTS dan PLTB, serta menggunakan teknologi Battery Energy Storage System (BESS). PLTS direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2025, diikuti oleh PLTB pada tahun 2026.

Rencana pengembangan ini mendapat dukungan dari Komisi VII DPR RI dalam kunjungan kerja spesifik di Bali. Ketua tim kunjungan, Sugeng Suparwanto, menyatakan bahwa PLTS Hybrid Nusa Penida telah menjadi simbol transisi energi sejak KTT G20 pada November 2022 dan menunjukkan komitmen bersama untuk mencapai NZE.

"Pembangunan PLTS ini bukan hanya simbolis, tetapi upaya berkelanjutan menuju Net Zero Emission. Sebagai bangsa besar, kita berkomitmen melestarikan bumi dari pemanasan global yang semakin terasa," ujar Sugeng.

Sugeng juga menilai bahwa PLTS di Nusa Penida merupakan langkah strategis dalam transisi energi dengan fokus pada pengembangan energi terbarukan. Meskipun kontribusi listrik dari PLTS ini masih kecil dibandingkan kebutuhan listrik di Bali, penghematan dan penurunan emisi yang dihasilkan sangat signifikan. Nusa Penida akan menjadi contoh praktik terbaik transisi energi menggunakan PLTS.

Sebagai penyumbang target bauran EBT menuju NZE tahun 2060, PLTS Hybrid Nusa Penida memiliki peran strategis untuk melistriki tiga pulau: Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida, dengan luas wilayah 209,4 km2 dan 21.238 pelanggan. Pada tahun 2024, direncanakan penambahan pembangkit berkapasitas 4 MW untuk meningkatkan keandalan dan layanan penyambungan.

Komisi VII DPR RI mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia dengan menyusun regulasi terkait EBT untuk mendukung transisi energi. "Undang-undang terkait EBT akan segera diselesaikan untuk memberikan kepastian hukum di Indonesia," kata Sugeng.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, juga mendukung regulasi melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang akan berlaku hingga tahun 2060 dan mendukung target NZE dengan mengkonversi pembangkit fosil menjadi berbahan bakar EBT.

PT PLN (Persero) sebagai Holding Company dari PLN Indonesia Power berkomitmen mendukung pemerintah dalam program transisi energi menuju NZE melalui peningkatan kapasitas pembangkit dengan teknologi bersih untuk mendorong pertumbuhan konsumsi listrik sebagai pendorong ekonomi Indonesia.

Pengembangan PLTS di Nusa Penida termasuk dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Persero 2021-2030 yang disebut RUPTL Paling Hijau, di mana 52% pembangkit listrik akan menggunakan sumber energi terbarukan. Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto, menyatakan dalam RUPTL Paling Hijau, pembangunan pembangkit EBT mencapai 20,9 GW, termasuk 5,2 GW dari PLTS dan PLTB.

"Komitmen menghadirkan energi bersih dibuktikan dengan penurunan emisi CO2. Pada tahun 2023, PLN berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 52,3 juta ton, dari 335 juta ton menjadi 283 juta ton dengan berbagai upaya luar biasa. Capaian ini menjadi fondasi kuat menuju target Net Zero Emission 2060," ungkap Wiluyo.

Direktur Operasi Pembangkit Gas PT PLN Indonesia Power, Djoko Mulyono, menegaskan bahwa PLN Indonesia Power akan terus mengejar target bauran EBT, salah satunya melalui pengembangan pembangkit hijau di Nusa Penida.

“PLN Indonesia Power bersama PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan PLTS di Nusa Penida hingga tahun 2029 dengan penambahan kapasitas dan pembaruan teknologi. Kami akan terus mengawal proyek ini hingga selesai," ujar Djoko.

Senior Manager PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali, I Made Harta Yasa, mengatakan bahwa PLN IP UBP Bali mendukung penuh roadmap pengembangan sistem Nusa Penida dengan energi bersih untuk mengejar target bauran EBT.

“Pengembangan PLTS di Nusa Penida tidak hanya mendukung target NZE nasional, tetapi juga Bali NZE yang ditargetkan lebih cepat 15 tahun dari target nasional yaitu pada tahun 2045,” ungkap Made.

PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan Bali akan terus mendukung kebijakan dan target pemerintah Bali untuk mencapai NZE pada tahun 2045 dengan mengembangkan potensi EBT di Bali, yang selain memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah, juga merupakan destinasi wisata internasional terfavorit. Dengan berkembangnya energi bersih di Bali, Indonesia menunjukkan komitmen untuk mencapai Net Zero Emission dan memperkuat citra baik di kancah internasional.

Terkini