PLN IP Percepat Transisi Energi di Bali dengan PLTS dan PLTB

Rabu, 15 Mei 2024 | 12:14:40 WIB

JAKARTA - Sebagai pemain kunci dalam percepatan transisi energi di Indonesia, PLN Indonesia Power (PLN IP) terus menunjukkan komitmennya untuk berinovasi dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan. Ini ditunjukkan dengan penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Nusa Penida. Langkah ini tidak hanya mendukung pariwisata Bali dengan energi bersih, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 serta penerapan proses bisnis yang sesuai dengan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).

Saat ini, di Pulau Nusa Penida Bali sudah ada PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MWac. Dalam rencana jangka menengah, sistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW yang terdiri dari PLTS dan PLTB yang dilengkapi dengan teknologi Battery Energy Storage System (BESS). Rencana ini dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2025 untuk PLTS dan tahun 2026 untuk PLTB.

Pengembangan sistem kelistrikan Nusa Penida ini mendapat dukungan dari Komisi VII DPR RI dalam kunjungan kerja spesifik di Provinsi Bali. Ketua tim Kunjungan Kerja Spesifik, Sugeng Suparwanto, menyatakan bahwa PLTS Hybrid Nusa Penida tidak hanya menjadi ikon sukses dari KTT G20 pada November 2022, tetapi juga menandai komitmen bersama dalam transisi energi.

“Pembangunan PLTS bukan hanya simbolis, tetapi merupakan langkah nyata menuju Net Zero Emission (NZE). Sebagai bangsa besar, kita berkomitmen untuk melestarikan bumi dari pemanasan global yang semakin terasa,” ujar Sugeng.

Sugeng melihat PLTS Nusa Penida sebagai langkah awal yang strategis dalam transisi energi dengan membangun energi baru terbarukan. “Meskipun saat ini kapasitasnya masih kecil dibandingkan kebutuhan listrik keseluruhan di Bali, namun akan terjadi penghematan besar dan pengurangan emisi di Nusa Penida. Ini akan menjadi contoh terbaik bagaimana transisi energi dilakukan dengan PLTS,” tambahnya.

PLTS Hybrid Nusa Penida berperan penting dalam pencapaian target bauran EBT menuju NZE tahun 2060, dengan melistriki tiga pulau: Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida, yang memiliki luas wilayah 209,4 km² dan 21.238 pelanggan. Dalam rencana jangka pendek, pada tahun 2024 akan ditambah mesin pembangkit berkapasitas 4 MW untuk meningkatkan keandalan dan pelayanan.

Komisi VII DPR RI mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia dengan merumuskan regulasi terkait EBT untuk mendukung inisiatif transisi energi. “Kami akan segera menyelesaikan Undang-Undang terkait EBT sebagai kepastian hukum di Indonesia,” pungkas Sugeng.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, juga mendukung regulasi ketenagalistrikan melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang sedang disusun untuk mendukung target NZE hingga 2060. “RUKN akan membahas cara mencapai net zero emission 2060 untuk pembangkit fosil yang saat ini energinya mencapai 63%, yang nantinya akan dikonversi menjadi bahan bakar EBT,” jelas Jisman.

PT PLN (Persero) sebagai induk perusahaan PLN Indonesia Power berkomitmen mendukung transisi energi menuju NZE dengan meningkatkan kapasitas pembangkit menggunakan teknologi bersih untuk mendorong pertumbuhan konsumsi listrik dan ekonomi Indonesia.

Pengembangan PLTS di Nusa Penida merupakan bagian dari Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Persero 2021-2030, yang disebut RUPTL Paling Hijau karena 52% pembangkit yang akan dibangun menggunakan energi terbarukan. Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto, menyatakan dalam RUPTL Paling Hijau, pembangunan pembangkit EBT mencapai 20,9 GW, dengan 5,2 GW dari PLTS dan PLTB.

“Komitmen menghadirkan energi bersih dibuktikan dengan penurunan emisi CO2. Pada tahun 2023, PLN berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 52,3 juta ton, dari 335 juta ton menjadi 283 juta ton dengan berbagai upaya luar biasa. Capaian ini menjadi dasar kuat menuju NZE 2060,” ungkap Wiluyo.

PLN Indonesia Power siap mendukung program transisi energi di Indonesia. Direktur Operasi Pembangkit Gas PT PLN Indonesia Power, Djoko Mulyono, menyatakan akan terus mengejar target bauran EBT melalui pengembangan pembangkit hijau di Nusa Penida. “PLN Indonesia Power bersama PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan PLTS di Nusa Penida hingga 2029 dengan penambahan kapasitas dan teknologi baru,” ucap Djoko.

Senior Manager PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali, I Made Harta Yasa, mengatakan PLN IP UBP Bali mendukung penuh roadmap pengembangan sistem Nusa Penida dengan energi bersih. “Pengembangan PLTS di Nusa Penida mendukung target NZE nasional dan khususnya Bali yang ditargetkan lebih cepat 15 tahun dari target nasional, yaitu pada 2045,” ungkap Made.

PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan Bali akan terus mendukung kebijakan dan target Pemerintah Bali untuk mencapai NZE pada 2045, dengan terus mengembangkan potensi EBT di Bali. Dukungan ini diberikan karena Bali memiliki potensi energi terbarukan yang besar dan merupakan destinasi wisata internasional terkemuka. Pengembangan energi bersih di Bali akan menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencapai NZE dan memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional.

Terkini