Transisi Hijau: Peran PLN IP dalam Mengurangi Emisi dengan Biomassa

Rabu, 15 Mei 2024 | 12:12:21 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) terus memaksimalkan penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) melalui teknik cofiring. Dalam upaya tersebut, PLN Indonesia Power juga fokus pada peningkatan pasokan biomassa dengan mengembangkan Hutan Tanaman Energi (HTE) dan menjalin kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH).

Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), menyatakan komitmen pemerintah Indonesia dalam mengalihkan industri dari batu bara ke sumber energi terbarukan melalui Peraturan Menteri ESDM No 12 Tahun 2023. Peraturan ini telah disampaikan pada konferensi COP 28 di Dubai pada Desember tahun lalu.

"Pengesahan peraturan ini merupakan komitmen nyata pemerintah Indonesia untuk beralih ke energi bersih," ujar Nani.

Dia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur penunjang dan kegiatan pemberdayaan masyarakat serta penegakan standar produk biomassa kayu yang berkelanjutan.

PLN Indonesia Power, sebagai subholding pembangkitan PLN yang melaksanakan cofiring, telah mengembangkan rantai pasok biomassa berbasis kayu dengan melibatkan berbagai pihak. Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, mengungkapkan kerja sama dengan stakeholder dan program pemberdayaan masyarakat, termasuk melalui penanaman Hutan Tanaman Energi (HTE).

"Dalam kerja sama ini, PLN IP berkolaborasi dengan kelompok tani hutan di beberapa wilayah untuk mengoptimalkan potensi HTE," tambah Edwin.

Hanafi Nur Rifai, Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, menegaskan bahwa PLN IP telah menerapkan cofiring pada beberapa PLTU dan terus meningkatkan kapasitasnya. Infrastruktur penopang cofiring biomassa juga terus ditingkatkan, termasuk pengembangan HTE untuk memastikan pasokan biomassa yang berkelanjutan.

Terkini