Membangun Masa Depan Energi Bersih untuk Indonesia: Komitmen PLN IP dalam Melakukan Transisi ke Energi Baru Terbarukan

Rabu, 15 Mei 2024 | 18:09:00 WIB

JAKARTA-PLN Indonesia Power (PLN IP) telah menetapkan visi yang ambisius untuk memenuhi kebutuhan listrik di masa mendatang dengan memanfaatkan beragam jenis Energi Baru Terbarukan (EBT). Langkah ini merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam mendukung upaya global untuk mencapai net zero emission, sekaligus menjadi pilar bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pada forum Asia Pacific Energy Talks yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyoroti pentingnya transisi energi menuju net zero emission. Forum tahunan ini, yang merupakan kemitraan antara Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), menjadi platform bagi pemangku kepentingan di Asia Pasifik, termasuk PLN IP, untuk membahas tantangan dan peluang di sektor energi.

Dalam pernyataannya, Edwin menekankan bahwa mencapai net zero emission bukanlah tugas yang mudah, tetapi PLN IP sebagai Subholding PLN berkomitmen keras untuk mencapainya.

"PLN terus berupaya keras untuk merumuskan strategi energi terbaik untuk transisi ke energi bersih," ujar Edwin.

Pemikiran jangka panjang menjadi fokus utama PLN Indonesia Power dalam merancang strategi energi. Perusahaan tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan listrik saat ini, tetapi juga memproyeksikan kebutuhan listrik 35 tahun ke depan.

"35 tahun ke depan, permintaan listrik akan meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, kami perlu mempertimbangkan dan mengeksplorasi berbagai jenis energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia," kata Edwin.

Meskipun demikian, PLN IP menyadari bahwa pengembangan EBT saat ini belum sepenuhnya siap untuk diterapkan secara luas. Oleh karena itu, perusahaan terus memantau perkembangan teknologi untuk memastikan penerapannya yang realistis dan efektif di masa depan.

"Saat ini, kami telah memperkenalkan beberapa jenis EBT seperti energi hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia. Namun, kami menyadari bahwa penerapannya saat ini masih terkendala oleh kematangan teknologi dan potensi kenaikan biaya listrik. Oleh karena itu, kami menunggu kesiapan teknologi dan kesinambungan finansial sebelum menerapkannya secara luas untuk mengurangi emisi karbon," jelas Edwin.

Sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023. Dalam proyek ini, PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Melalui inisiatif ini, kami mendorong pengembangan EBT yang telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, dengan total kapasitas mencapai 1.055 MW," ungkap Edwin.

PLN IP juga berkomitmen untuk mengakselerasi pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari sebelumnya. Proses ini melibatkan pra-seleksi mitra, termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan.

Dengan langkah-langkah progresif ini, PLN Indonesia Power menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam mendorong transisi energi menuju masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perusahaan berkomitmen untuk terus mengembangkan solusi-solusi inovatif dan menjalin kemitraan yang kuat untuk mencapai tujuan bersama dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global.

Terkini