PLN Indonesia Power Menuju Masa Depan Energi Bersih dengan Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Rabu, 15 Mei 2024 | 17:14:13 WIB

JAKARTA-PLN Indonesia Power (PLN IP) tengah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan listrik masa depan dengan memanfaatkan berbagai jenis Energi Baru Terbarukan (EBT). Inisiatif ini tidak hanya sebagai upaya untuk mendukung target net zero emission, tetapi juga sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Komitmen PLN IP dalam transisi energi ini disampaikan oleh Direktur Utama, Edwin Nugraha Putra, dalam forum Asia Pacific Energy Talks yang diadakan di Jakarta. Forum tahunan yang digagas oleh Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) ini menghadirkan para pemangku kepentingan dari negara-negara di Asia Pasifik untuk membahas berbagai isu sektor energi, termasuk tantangan dan peluang dalam transisi ke energi bersih.

Edwin Nugraha Putra mengakui bahwa perjalanan menuju net zero emission adalah sebuah tantangan besar yang memerlukan upaya dan komitmen yang kuat. Sebagai Subholding dari PLN, PLN Indonesia Power berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut melalui berbagai strategi inovatif.

"PLN terus berupaya keras untuk menciptakan solusi strategi energi terbaik guna mendukung transisi energi," ujar Edwin. Ia menambahkan bahwa PLN IP tidak hanya fokus pada kebutuhan listrik saat ini, tetapi juga memproyeksikan kebutuhan listrik di masa depan, hingga 35 tahun ke depan.

Dengan proyeksi pertumbuhan beban listrik yang sangat tinggi dalam 35 tahun mendatang, PLN IP merasa perlu mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan yang tersedia di Indonesia. Strategi ini mencakup berbagai jenis EBT seperti hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia. Namun, Edwin menekankan bahwa penerapan teknologi ini memerlukan kesiapan teknologi yang matang untuk menghindari kenaikan biaya listrik yang signifikan.

"Saat ini kami sudah mulai mengenalkan EBT hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia. Namun ini belum dapat digunakan sekarang karena akan berdampak pada kenaikan biaya listrik. Jadi kami menunggu kematangan teknologi dan kemudian kami akan menggunakannya untuk menekan emisi karbon," jelas Edwin.

Sebagai bagian dari langkah awal menuju net zero emission, PLN Indonesia Power telah meluncurkan proyek ambisius bernama Hijaunesia 2023. Proyek ini memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Inisiatif Hijaunesia 2023 merupakan langkah maju untuk mempercepat pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021–2030, dengan total kapasitas mencapai 1.055 MW," kata Edwin.

Dalam proyek ini, PLN IP berencana mengakselerasi pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW. Proses pembangunan tersebut diharapkan dapat berjalan lebih cepat dari yang pernah dilakukan sebelumnya, dengan target hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat.

"Pembangunan pembangkit tersebut dilakukan dengan proses paralel, termasuk pra-seleksi mitra seperti kontraktor EPC, pemilihan pemberi pinjaman, dan proses perizinan," tutup Edwin.

Dengan langkah-langkah yang progresif ini, PLN Indonesia Power memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam transisi energi di Indonesia. Komitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak menunjukkan tekad PLN IP untuk menciptakan masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan.

Kesuksesan dalam proyek-proyek ini tidak hanya akan membantu Indonesia mencapai target emisi nol bersih, tetapi juga akan memberikan contoh bagi negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik tentang pentingnya investasi dan dedikasi dalam pengembangan energi terbarukan. PLN Indonesia Power bertekad untuk terus berada di garis depan dalam menciptakan solusi energi yang ramah lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Terkini