Menyongsong Masa Depan Terang: PLN Indonesia Power dan Transisi Menuju Energi Berkelanjutan

Selasa, 14 Mei 2024 | 16:05:17 WIB

Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP), sebagai salah satu pemain utama dalam penyediaan energi listrik di Indonesia, tidak hanya melihat kebutuhan listrik saat ini, tetapi juga memandang jauh ke depan. Dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan pencapaian net zero emission, PLN IP mengambil langkah-langkah proaktif untuk mempersiapkan masa depan yang berkelanjutan.

Dalam sebuah forum bergengsi, Asia Pacific Energy Talks, yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi menuju penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Forum ini menjadi panggung bagi para pemangku kepentingan di sektor energi untuk berdiskusi dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mencapai tujuan bersama.

Menurut Edwin, mencapai target net zero emission bukanlah perkara yang mudah. Namun, sebagai bagian dari Subholding PLN, Indonesia Power bersama seluruh jajaran perusahaan PLN, berupaya keras untuk mewujudkannya. "Kami telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menciptakan solusi energi terbaik dalam menghadapi transisi energi," ujar Edwin.

PLN Indonesia Power tidak hanya memikirkan kebutuhan listrik saat ini, tetapi juga memperhitungkan kebutuhan masa depan. Perusahaan telah menyiapkan berbagai strategi pengembangan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam kurun waktu 35 tahun ke depan. "Dengan pertumbuhan beban listrik yang diproyeksikan akan meningkat secara signifikan dalam 35 tahun mendatang, kami perlu mengeksplorasi berbagai sumber energi terbarukan yang tersedia di Indonesia," tambah Edwin.

Meskipun demikian, Edwin mengakui bahwa pengembangan EBT yang saat ini sedang dilakukan oleh PLN IP belum sepenuhnya siap untuk diterapkan secara luas. Perusahaan menunggu kematangan teknologi serta mempertimbangkan berbagai faktor termasuk aspek ekonomi agar penerapan EBT menjadi lebih realistis. "Kami telah memperkenalkan beberapa jenis EBT seperti hidro, panas bumi, nuklir, dan penggunaan cofiring amonia. Namun, saat ini belum tepat untuk mengimplementasikannya karena potensi kenaikan biaya listrik. Kami akan menunggu hingga teknologi tersebut matang sebelum menerapkannya secara luas untuk mengurangi emisi karbon," jelas Edwin.

Sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023. Dalam proyek ini, PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Pelaksanaan proyek Hijaunesia 2023 adalah langkah penting dalam upaya kami untuk mendorong pengembangan EBT sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, dengan total kapasitas mencapai 1.055 MW," ungkap Edwin.

PLN IP juga berkomitmen untuk mengakselerasi pembangunan PLTS di 5 lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target penyelesaian pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari sebelumnya. "Pembangunan pembangkit ini akan dilakukan secara paralel dengan proses pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan pemberi pinjaman, dan proses perizinan," tutup Edwin.

Dengan langkah-langkah strategis dan komitmen yang kuat, PLN Indonesia Power menunjukkan keseriusannya dalam menyongsong masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Melalui inovasi dan kerjasama yang erat dengan berbagai pihak, PLN IP berharap dapat memainkan peran yang signifikan dalam mencapai tujuan global untuk menjaga bumi kita tetap lestari.

Terkini