Transformasi Energi: PLN Indonesia Power Menuju Masa Depan Energi Bersih Berkelanjutan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 16:11:33 WIB

Jakarta, Seiring dengan panggilan global untuk mengurangi jejak karbon dan bergerak menuju masa depan yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power (PLN IP) mengambil peran penting dalam memimpin transisi energi di Indonesia. Melalui komitmen kuat terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), perusahaan ini tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan listrik saat ini, tetapi juga mempersiapkan fondasi yang kokoh untuk masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.

Dalam sebuah forum yang bergengsi, Asia Pacific Energy Talks, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, secara tegas menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung net zero emission. Forum ini, yang menjadi arena diskusi tahunan yang diselenggarakan oleh Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), menyatukan para pemangku kepentingan dari berbagai negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, untuk menjelajahi isu-isu krusial dalam sektor energi. Di panggung ini, Edwin menegaskan bahwa mencapai target net zero emission bukanlah tugas yang mudah, namun PLN IP bertekad untuk menjadi pelopor dalam upaya ini.

"PLN telah dan akan terus berupaya keras untuk menciptakan solusi energi terbaik guna menghadapi tantangan transisi energi," kata Edwin dengan mantap.

Salah satu poin penting dalam strategi PLN IP adalah fokus jangka panjang, dengan menatap ke depan hingga 35 tahun mendatang. Perusahaan ini telah merumuskan berbagai strategi pengembangan EBT yang tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan listrik saat ini, tetapi juga proyeksi beban listrik yang akan meningkat secara signifikan di masa depan.

"35 tahun dari sekarang, beban listrik akan mencapai titik tertinggi, oleh karena itu kami perlu mempertimbangkan berbagai opsi energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia," jelas Edwin.

Meskipun demikian, Edwin menyadari bahwa pengembangan EBT tidak dapat dilakukan secara impulsif. Perlu pertimbangan matang atas kematangan teknologi dan potensi dampaknya terhadap biaya listrik. Saat ini, PLN IP telah memperkenalkan berbagai jenis EBT, seperti hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia. Namun, implementasinya masih menunggu saat yang tepat, di mana teknologi tersebut telah matang dan dapat diterapkan secara efisien.

Sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek ambisius yang dikenal dengan sebutan Hijaunesia 2023. Proyek ini mengutamakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Inisiatif ini akan mempercepat pengembangan EBT yang telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW," ungkap Edwin dengan antusias.

Tidak hanya itu, PLN IP juga berkomitmen untuk mempercepat pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) yang lebih cepat dari sebelumnya. Proses ini akan dilakukan secara paralel, termasuk dalam tahapan pra-seleksi mitra, pemilihan kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan.

Dengan langkah-langkah progresif ini, PLN Indonesia Power tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap transisi energi, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Dengan membangun fondasi yang kuat untuk energi berkelanjutan, PLN IP sedang membentuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.

Halaman :

Terkini