Menghadapi Tantangan Energi Masa Depan: PLN Indonesia Power dan Komitmennya terhadap Energi Baru Terbarukan

Rabu, 15 Mei 2024 | 15:05:47 WIB

Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP) telah menjadi pelopor dalam mempersiapkan diri untuk memenuhi kebutuhan listrik di masa mendatang dengan mengadopsi beragam jenis Energi Baru Terbarukan (EBT). Langkah ini tidak hanya sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap net zero emission, tetapi juga merupakan bagian integral dari visi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Forum Asia Pacific Energy Talks, yang diadakan di Jakarta, Indonesia, menjadi panggung bagi Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, untuk membahas tantangan transisi energi. Dalam forum yang diselenggarakan oleh Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), Edwin menegaskan bahwa menuju net zero emission bukanlah perjalanan yang mudah, namun PLN IP bersama Subholding PLN lainnya berkomitmen untuk mencapainya.

"PLN telah dan terus berusaha keras untuk merumuskan strategi energi terbaik guna menghadapi transisi energi," ujar Edwin.

Tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan listrik saat ini, PLN Indonesia Power juga memperhitungkan kebutuhan masa depan. Perusahaan telah menyusun berbagai strategi pengembangan EBT untuk memastikan ketersediaan energi dalam jangka panjang, mengingat proyeksi kebutuhan listrik yang terus meningkat hingga 35 tahun ke depan.

"Kami menyadari bahwa beban listrik akan meningkat secara signifikan dalam 35 tahun mendatang, oleh karena itu, kami perlu memperhatikan sumber-sumber energi baru terbarukan yang dapat tersedia di Indonesia," ungkap Edwin.

Meskipun PLN IP telah memperkenalkan berbagai jenis EBT seperti energi hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia, namun Edwin menegaskan bahwa penerapannya saat ini belum dapat dilakukan secara luas. Kendati demikian, langkah-langkah tersebut diarahkan untuk memastikan kesiapan teknologi dan keberlanjutan finansial dalam jangka panjang.

"Saat ini, kami hanya memperkenalkan teknologi EBT tersebut, namun penerapannya masih menunggu kematangan teknologi dan kesiapan finansial untuk menghindari kenaikan biaya listrik yang signifikan," tambah Edwin.

Sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023. Proyek ini menempatkan prioritas pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Inisiatif Hijaunesia 2023 merupakan langkah maju untuk mempercepat pengembangan EBT yang telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, dengan total kapasitas mencapai 1.055 MW," jelas Edwin.

PLN IP juga berkomitmen untuk mengakselerasi pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) yang lebih cepat dari sebelumnya. Langkah ini akan melibatkan berbagai tahapan, termasuk pra-seleksi mitra, pemilihan kontraktor EPC, pemilihan pemberi pinjaman, dan proses perizinan.

Melalui langkah-langkah progresif ini, PLN Indonesia Power memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam menghadapi tantangan energi masa depan. Komitmen mereka terhadap pengembangan EBT tidak hanya mencerminkan tanggung jawab lingkungan, tetapi juga memperkuat fondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Terkini