PLN Indonesia Power (PLN IP) Mendukung Transisi Energi dengan Carbon Trading: Menuju Net Zero Emissions

Kamis, 16 Mei 2024 | 13:39:43 WIB

Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP) memperkuat komitmennya terhadap penurunan emisi dan akselerasi transisi energi dengan memperkenalkan perdagangan karbon atau carbon trading. Dengan target penjualan yang diharapkan meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2023, PLN IP memainkan peran kunci dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyoroti pentingnya carbon trading sebagai inovasi bisnis yang dapat menopang pencapaian NZE. PLN IP telah menerapkan inovasi ini dengan sukses, seperti yang ditandai dengan verifikasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari lembaga independen terakreditasi Sucofindo.

"Carbon trading adalah langkah maju di luar bisnis KWh yang dapat membantu mengurangi emisi karbon," ungkap Edwin.

Pada tahun 2023, PLN IP berhasil mencapai 2.428.203 ton CO2 melalui carbon trading, dengan target peningkatan dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang.

"Kami menargetkan peningkatan dua kali lipat dari tahun 2023 dalam carbon trading," tambah Edwin.

Berbagai unit pembangkit PLN Indonesia Power, terutama 10 PLTU, turut berkontribusi dalam carbon trading pada tahun 2023. PLTU Suralaya menjadi salah satu penyumbang terbesar dengan penurunan sekitar 1,5 juta ton CO2.

Upaya carbon trading ini tidak hanya mendukung pencapaian Target Kontribusi Nasional (NDC) pada tahun 2030, tetapi juga NZE pada tahun 2060. Dengan langkah ini, PLN IP berperan dalam menekan perubahan iklim dan melindungi lingkungan, sejalan dengan visi pemerintah.

PLN Indonesia Power juga membuka peluang kerjasama dalam perdagangan karbon sebagai upaya untuk terus mempercepat penurunan emisi GRK secara nasional melalui kolaborasi lintas sektor.

Terkini