Mengakselerasi Transisi Energi lewat Perdagangan Karbon: Langkah PLN Indonesia Power Menuju Net Zero Emission

Sabtu, 18 Mei 2024 | 13:27:40 WIB

Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP) memperlihatkan komitmennya dalam mendukung agenda penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi melalui perdagangan karbon, atau carbon trading. Dalam upaya tersebut, PLN IP menargetkan penjualan karbon dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang dibandingkan dengan tahun 2023.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa carbon trading adalah salah satu inovasi bisnis PLN yang mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. PLN IP telah menerapkan ini dengan memperoleh verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari Lembaga Validasi dan Verifikasi GRK independent terakreditasi Sucofindo di beberapa Unit Pembangkitnya.

"Carbon trading menjadi langkah bisnis yang melampaui sekadar produksi energi listrik, namun juga dapat menekan emisi karbon," ujar Edwin.

Pada tahun 2023, PLN Indonesia Power telah berhasil mencatatkan jumlah carbon trading sebesar 2.428.203 ton CO2, yang direncanakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun berikutnya.

"Target penjualan karbon pada masa mendatang adalah dua kali lipat dari tahun 2023," tambah Edwin.

PLN Indonesia Power telah berhasil melibatkan 10 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam carbon trading tahun 2023, termasuk PLTU Suralaya yang menjadi penyumbang penurunan karbon terbesar dengan jumlah sekitar 1,5 juta ton CO2.

Edwin menjelaskan bahwa capaian dan target carbon trading PLN IP ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mencapai Target Kontribusi Nasional (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions pada tahun 2060.

"Dengan melaksanakan carbon trading, PLN Indonesia Power berperan dalam menekan laju perubahan iklim dan melindungi lingkungan, sesuai dengan arahan pemerintah," kata Edwin.

PLN Indonesia Power juga terus berupaya untuk meningkatkan penurunan emisi GRK secara nasional melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan membuka peluang kerjasama dalam perdagangan karbon.

Halaman :

Terkini