Memperkuat Rantai Pasok Biomassa: Langkah Terkini PLN IP

Senin, 29 April 2024 | 03:27:15 WIB

JAKARTA - PLN Indonesia Power semakin intensif memanfaatkan biomassa sebagai pengganti batubara dalam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) melalui konsep cofiring. Langkah ini didukung dengan penguatan rantai pasok biomassa dari hulu produksi, termasuk peningkatan potensi Hutan Tanaman Energi (HTE) dan kemitraan dengan Kelompok Tani Hutan (KTH).

Nani Hendiarti dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan komitmen pemerintah dalam mendorong pemanfaatan bahan bakar biomassa, yang tercermin dalam terbitnya Peraturan Menteri ESDM No 12 Tahun 2023. Langkah ini juga menjadi perhatian internasional, menegaskan keseriusan Indonesia dalam beralih ke energi terbarukan.

Dalam proses transisi ini, penting untuk memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat, diseminasi kebijakan, dan penegakan standar produksi biomassa yang berkelanjutan.

PLN Indonesia Power, sebagai pemain utama dalam implementasi cofiring, telah menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan rantai pasok biomassa, termasuk melalui program penanaman HTE bersama masyarakat lokal.

Melalui kerja sama ini, PLN IP telah mengidentifikasi dan mengoptimalkan lahan untuk penanaman HTE, mencakup berbagai wilayah termasuk Banten dan Kabupaten Cilacap. Di Banten khususnya, mereka telah bekerja sama dengan PT Artha Daya Coalindo dan Kelompok Tani Hutan untuk memanfaatkan lahan hutan rakyat dengan pendekatan agroforestri di sekitar PLTU Banten.

Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, Hanafi Nur Rifai, menjelaskan bahwa perusahaan telah berhasil menerapkan cofiring di 18 unit PLTU dengan produksi energi hijau yang signifikan. Mereka juga sedang mengupayakan peningkatan penggunaan biomassa dengan uji coba 100% pada beberapa unit PLTU. Infrastruktur penopang cofiring juga terus diperkuat untuk menjamin ketersediaan biomassa sebagai bahan bakar yang berkelanjutan.

Terkini