PLN Indonesia Power: Mendorong Transisi Energi Melalui Carbon Trading

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:24:16 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) menegaskan komitmennya dalam mendukung Pemerintah dalam upaya penurunan emisi dan percepatan transisi energi, dengan melalui perdagangan karbon atau carbon trading. PLN IP bahkan menetapkan target penjualan dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang dibandingkan dengan tahun 2023.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyebutkan bahwa carbon trading menjadi salah satu inovasi bisnis PLN yang mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. PLN Indonesia Power telah menerapkan konsep ini dengan sukses, terbukti dari verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca yang diperoleh dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) yang independen dan terakreditasi oleh Sucofindo di sejumlah Unit Pembangkit PLN IP.

"Carbon trading merupakan pengembangan bisnis beyond KWh yang mampu menekan emisi karbon," ujar Edwin.

Pada tahun 2023, carbon trading PLN Indonesia Power mencapai 2.428.203 ton CO2, dan targetnya akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang.

"Target carbon trading di masa depan adalah dua kali lipat dari tahun 2023," tambah Edwin.

Sebanyak 10 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dari PLN Indonesia Power berkontribusi pada carbon trading tahun 2023, termasuk PLTU Suralaya, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Adipala, dan lainnya. PLTU Suralaya sendiri menjadi penyumbang penurunan karbon terbesar, dengan sekitar 1,5 juta ton CO2.

Edwin menegaskan bahwa pencapaian dan target carbon trading PLN IP ini bertujuan untuk membantu Pemerintah mencapai Target Kontribusi Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) pada tahun 2030 serta Net Zero Emissions pada tahun 2060.

"Dengan melaksanakan carbon trading, PLN Indonesia Power berkontribusi dalam mengendalikan laju perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, sejalan dengan upaya-upaya pemerintah," tutup Edwin.

PLN Indonesia Power juga terus berupaya meningkatkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca secara nasional melalui kerjasama dengan berbagai pihak dalam perdagangan karbon.

Terkini