Mendukung Transisi Energi: PLN Indonesia Power Mencetak Sejarah dengan Carbon Trading

Selasa, 14 Mei 2024 | 02:24:12 WIB

PLN Indonesia Power (PLN IP) menegaskan komitmennya untuk mendukung Pemerintah dalam penurunan emisi dan akselerasi transisi energi melalui perdagangan karbon atau carbon trading. Dengan target penjualan dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang dibandingkan tahun 2023, PLN IP memperlihatkan langkah konkret dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa carbon trading merupakan inovasi bisnis yang signifikan bagi PLN dalam menekan emisi karbon. Langkah ini telah diimplementasikan dengan sukses, yang dibuktikan oleh verifikasi nilai emisi Gas Rumah Kaca dari Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) independent terakreditasi Sucofindo di sejumlah Unit Pembangkit PLN IP.

Pada tahun 2023, carbon trading PLN Indonesia Power telah mencapai 2.428.203 ton CO2, yang diharapkan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang. Dukungan ini tidak hanya berasal dari PLN IP secara keseluruhan, tetapi juga melibatkan 10 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) seperti PLTU Suralaya, PLTU Banten 1 Suralaya, dan lainnya.

PLTU Suralaya sendiri telah menjadi kontributor terbesar dalam penurunan karbon dengan mencapai sekitar 1,5 juta ton CO2. Capaian dan target carbon trading PLN IP ini diarahkan untuk membantu Pemerintah dalam mencapai Target Kontribusi Nasional (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions pada 2060.

Langkah PLN Indonesia Power dalam carbon trading tidak hanya sekadar pencapaian bisnis, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam menekan laju perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, sesuai dengan berbagai upaya pemerintah. PLN IP juga berkomitmen untuk terus meningkatkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca secara nasional melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan membuka kesempatan kerjasama dalam perdagangan karbon.

Halaman :

Terkini