PLN Indonesia Power dan Peran Pentingnya dalam Transisi Energi di Bali

Kamis, 25 April 2024 | 00:14:43 WIB

Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP) memainkan peran penting dalam percepatan transisi energi di Indonesia dengan mengumumkan komitmennya untuk terus melakukan inovasi dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Mereka akan menambah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Pulau Nusa Penida, Bali. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung pariwisata pulau tersebut dengan energi bersih, tetapi juga sebagai bagian dari upaya untuk mencapai Net Zero Emisi (NZE) pada tahun 2060 dan menerapkan proses bisnis yang memperhatikan aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG).

Saat ini, di Pulau Nusa Penida telah beroperasi PLTS Hybrid berkapasitas 3,5 MWac. Namun, dalam rencana jangka menengah, PLN IP akan menambahkan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW, terdiri dari PLTS dan PLTB yang akan dipadukan dengan teknologi Battery Energy Storage System (BESS). PLTS diharapkan akan beroperasi pada tahun 2025, diikuti oleh PLTB pada tahun 2026.

Rencana pengembangan sistem energi di Nusa Penida ini mendapat dukungan langsung dari Komisi VII DPR RI, yang menyatakan bahwa PLTS Hybrid Nusa Penida tidak hanya menjadi simbolik tetapi juga menandai komitmen bersama untuk transisi energi.

Menurut Sugeng Suparwanto dari Komisi VII DPR RI, pembangunan PLTS ini adalah langkah awal yang strategis dalam transisi energi ke EBT. Dia menyatakan bahwa meskipun kontribusi PLTS masih kecil dalam hal total kebutuhan listrik di Bali, namun hal ini akan memberikan penghematan energi yang signifikan dan mengurangi emisi. Nusa Penida diharapkan menjadi contoh terbaik bagaimana menggunakan PLTS untuk transisi energi, memberikan pengalaman empiris tentang penggantian energi fosil dengan energi terbarukan.

PLTS Hybrid Nusa Penida memiliki peran penting dalam mendukung target bauran EBT menuju NZE tahun 2060, dengan melistriki tiga pulau: Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida. Sesuai rencana jangka pendek, pada tahun 2024 akan dilakukan penambahan mesin pembangkit untuk meningkatkan keandalan pelayanan.

Dukungan dari Komisi VII DPR RI terhadap pengembangan energi bersih di Indonesia diwujudkan melalui pembuatan regulasi yang mendukung inisiatif transisi energi.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, juga memberikan dukungan terhadap penyusunan regulasi melalui RUKN, yang disesuaikan dengan arah pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk mendukung NZE.

PT PLN (Persero) berkomitmen untuk mendukung program transisi energi menuju NZE melalui peningkatan kapasitas pembangkit dengan teknologi bersih. Pengembangan PLTS di Nusa Penida merupakan bagian dari RUPTL PT PLN Persero Tahun 2021-2030, yang disebut sebagai RUPTL Paling Hijau karena sebagian besar pembangkit listriknya menggunakan sumber energi terbarukan.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto, menyatakan bahwa penurunan emisi CO2 menjadi indikator kuat pencapaian menuju NZE. PLN berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 52,3 Juta Ton CO2 pada tahun 2023 melalui berbagai upaya luar biasa.

PLN Indonesia Power akan terus mengejar target bauran EBT dengan pengembangan pembangkit hijau di Nusa Penida, sesuai dengan komitmen Pemerintah dan PT PLN (Persero).

PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali akan mendukung penuh pengembangan sistem Nusa Penida dengan energi bersih, sesuai dengan target NZE Bali yang ditetapkan Pemerintah Bali pada tahun 2045.

Dukungan ini bukan hanya karena Bali memiliki potensi energi terbarukan yang besar, tetapi juga karena Bali merupakan destinasi wisata terkemuka di dunia. Dengan pengembangan energi bersih di Bali, Indonesia akan menunjukkan komitmennya dalam mencapai NZE dan membangun citra positif di dunia internasional.

Terkini