Inovasi Lingkungan: PLN Indonesia Power dan Pengembangan HTE

Sabtu, 27 April 2024 | 23:29:00 WIB

Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mengembangkan penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara dalam bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui metode cofiring. Langkah ini didukung dengan penguatan rantai pasok produksi biomassa, termasuk melalui peningkatan potensi Hutan Tanaman Energi (HTE) dan kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH).

Pemerintah Indonesia, melalui Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), aktif dalam mendorong regulasi terkait pemanfaatan biomassa dalam PLTU, seperti yang terlihat dalam Peraturan Menteri ESDM No 12 Tahun 2023 yang diumumkan di COP 28 Dubai pada Desember sebelumnya. Langkah ini menunjukkan komitmen serius Indonesia dalam beralih dari industri batu bara ke energi terbarukan.

Nani Hendiarti dari Kemenko Marves menekankan pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam pemanfaatan biomassa kayu dalam transisi energi, termasuk pemberdayaan masyarakat, penyebaran informasi, advokasi kebijakan, dan standarisasi produk biomassa kayu yang berkelanjutan.

PLN Indonesia Power, sebagai bagian dari PLN yang menjalankan cofiring, telah mengembangkan rantai pasok biomassa kayu dengan berbagai kerjasama, termasuk melalui program pemberdayaan masyarakat dan penanaman HTE.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, menyatakan upaya perusahaan dalam mengembangkan rantai pasok biomassa, termasuk kerjasama dengan kelompok tani hutan di beberapa wilayah, dengan total lahan yang telah diakses mencapai 2253 hektar.

Hanafi Nur Rifai, Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menerapkan cofiring pada 18 unit PLTU dengan jumlah produksi energi hijau yang signifikan. PLN IP juga sedang mempersiapkan peningkatan cofiring, dengan telah berhasil menguji 100% pada 4 unit PLTU. Infrastruktur penopang cofiring biomassa juga terus disiapkan untuk menjamin kelangsungan pasokan biomassa.

Halaman :

Terkini