Masa Depan Energi Indonesia: PLN Indonesia Power Mengukuhkan Diri sebagai Pelopor

Rabu, 08 Mei 2024 | 21:30:07 WIB

JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan listrik di masa depan dengan menggunakan berbagai jenis Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung upaya mencapai net zero emission serta mendukung pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

Dalam forum Asia Pacific Energy Talks, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa mencapai net zero emission merupakan tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, sebagai bagian dari Subholding PLN, PLN Indonesia Power berusaha keras untuk mencapainya dengan memikirkan strategi energi terbaik untuk transisi energi.

Edwin menekankan bahwa PLN Indonesia Power tidak hanya memperhatikan pemenuhan listrik saat ini, tetapi juga kebutuhan masa depan. Perusahaan telah menyiapkan berbagai strategi pengembangan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik 35 tahun ke depan, mengingat beban listrik yang diprediksi akan terus meningkat.

Pengembangan EBT yang saat ini disiapkan oleh PLN IP, seperti EBT hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia, masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Implementasinya di masa depan akan disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kesiapan finansial, sehingga dapat diaplikasikan secara realistis tanpa mengakibatkan kenaikan biaya listrik yang signifikan.

PLN Indonesia Power juga telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023 sebagai langkah awal menuju target net zero emission. Proyek ini memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui kerjasama strategis.

Melalui proyek Hijaunesia 2023, PLN IP akan mempercepat pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target penyelesaian konstruksi hingga Commercial Operation Date (COD) yang lebih cepat dari sebelumnya. Proses pembangunan akan dilakukan secara paralel, termasuk tahap pra-seleksi mitra, pemilihan lender, dan proses perizinan.

Terkini