JAKARTA-PLN Indonesia Power (PLN IP) telah mengambil langkah signifikan dalam mendukung transisi energi Indonesia dengan meluncurkan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Pulau Nusa Penida, Bali. Tidak hanya bertujuan untuk menyediakan energi bersih bagi pariwisata Pulau Dewata, tetapi juga sebagai komitmen terhadap Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Langkah ini menunjukkan peran penting PLN IP dalam mengemban tanggung jawab sosial dan lingkungan, sekaligus menegaskan keseriusannya dalam mengikuti prinsip-prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
Pada saat ini, PLTS Hybrid Nusa Penida telah menjadi ikon keberhasilan dalam gelaran KTT G20 pada tahun 2022. Namun, dalam rencana jangka menengah, sistem kelistrikan Nusa Penida akan diperkuat dengan penambahan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW yang menggabungkan teknologi PLTS, PLTB, dan Battery Energy Storage System (BESS). Dengan rencana operasional mulai dari tahun 2025 hingga 2026, proyek ini menjanjikan kontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon dan menjadi contoh terbaik dalam transisi energi menuju masa depan yang berkelanjutan.
Dukungan penuh terhadap pengembangan sistem Nusa Penida tidak hanya datang dari PLN IP, tetapi juga mendapat dukungan dari Komisi VII DPR RI. Mereka mengakui pentingnya langkah-langkah ini dalam mencapai target NZE dan memandangnya sebagai upaya nyata dalam mengurangi dampak pemanasan global. Pembangunan PLTS di Nusa Penida bukan hanya langkah awal, tetapi juga strategis dalam perjalanan menuju energi terbarukan yang berkelanjutan.
Selain manfaat lingkungan, proyek ini juga memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan memperkirakan penghematan energi dan pengurangan emisi yang luar biasa, Nusa Penida akan menjadi contoh terbaik bagaimana mengganti energi fosil dengan energi terbarukan.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap NZE 2060, PLTS Hybrid Nusa Penida memiliki peran penting dalam menyediakan listrik untuk Pulau Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida dengan total luas wilayah 209,4 km2 dan jumlah pelanggan sebanyak 21.238. Dukungan dari pihak pemerintah, baik secara nasional maupun lokal, juga menjadi faktor kunci dalam keberhasilan proyek ini.
Melalui RUPTL Paling Hijau, PLN (Persero) menegaskan komitmennya dalam mendukung program transisi energi di Indonesia. Dengan 52% pembangkit listrik yang akan memanfaatkan sumber energi terbarukan, PLN (Persero) menempatkan diri sebagai pelopor dalam mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan. Capaian penurunan emisi CO2 sebesar 52,3 juta ton di tahun 2023 menjadi landasan kuat menuju NZE 2060.
Dengan demikian, PLN Indonesia Power tidak hanya membangun infrastruktur energi, tetapi juga masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia. Melalui upaya ini, mereka menunjukkan komitmen mereka terhadap lingkungan, masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.