JAKARTA-PLN Indonesia Power meresmikan 12 unit Pembangkit Hidrogen Hijau (GHP) di seluruh Indonesia, sebagai wujud komitmennya untuk mempercepat transisi energi.
"PLN Indonesia Power berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan hidrogen hijau di Indonesia," ujar Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra.
PLN Indonesia Power meresmikan 12 unit Pembangkit Hidrogen Hijau (GHP) di seluruh Indonesia, sebagai wujud komitmennya untuk mempercepat transisi energi.
GHP ini tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Dengan kapasitas produksi total sebesar 199 ton per tahun, GHP milik PLN Indonesia Power mampu memenuhi kebutuhan hidrogen untuk berbagai macam keperluan, termasuk bahan bakar untuk kendaraan listrik, bahan bakar cair untuk industri, dan kebutuhan hidrogen rumah tangga.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa perusahaan ini bertarget untuk meningkatkan kapasitas produksi GHP menjadi 1.000 ton per tahun pada tahun 2025.
"PLN Indonesia Power berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan hidrogen hijau di Indonesia," ujar Darmawan.
GHP merupakan langkah strategi PLN untuk membangun rantai pasok hidrogen hijau pertama di Indonesia. Inisiatif hijau ini diharapkan mampu mengakselerasi transisi energi dan mencapai Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060.
GHP besutan PLN ini diproduksi dengan menggunakan sumber daya dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area pembangkit. Selain dihasilkan dari PLTS yang terpasang, produksi hidrogen hijau ini juga menggunakan Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari beberapa pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Pengembangan GHP oleh PLN Indonesia Power memiliki beberapa manfaat, antara lain meningkatkan produksi hidrogen hijau di Indonesia, memenuhi kebutuhan hidrogen yang beragam, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendukung transisi energi ke arah yang lebih berkelanjutan.